Perseteruan Meruncing di COP29
COP seharusnya menjadi tempat semua pihak merasa bebas untuk mendiskusikan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan, diwarnai berbagai perseteruan dibandingkan persatuan. Banyak kepala negara yang tidak menghadiri pertemuan ini.
Tiga hari setelah dibuka, Argentina meminta tim negosiasinya meninggalkan pertemuan yang digelar selama dua pekan itu. Juru bicara presiden Argentina Manuel Adorni mengatakan langkah ini diambil untuk Menteri Luar Negeri Argentina yang baru, yakni Gerardo Werthein untuk "mengevaluasi ulang situasi, posisi."
"(Kementerian Luar Negeri) menarik delegasi berdasarkan reformasi menyeluruh yang akan dilakukan, tidak ada lagi yang perlu dikatakan," kata Adorni dalam konferensi pers di Buenos Aires, Kamis (14/11/2024).
Presiden Argentina Javier Milei yang pernah menyebut pemanasan global sebagai hoaks, bertemu dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga menyebut perubahan iklim sebagai kebohongan.
"Kami hanya mundur dari COP29," kata wakil menteri lingkungan Argentina yang memimpin delegasi Argentina di Baku, Ana Lamas saat ditanya apakah Argentina juga akan mundur dari Perjanjian Paris.
Pengamat mengkritik langkah pemerintah sayap-kanan Argentina menarik tim negosiasinya. Kepala lembaga masyarakat sipil Top Social Oscar Soria mengatakan langkah ini akan merugikan harapan untuk pendanaan iklim.
"Hal ini akan membuat Argentina yang merupakan suara penting dalam lingkungan, menjadi kurang kredibel dan kurang dapat diandalkan pasar internasional dan masyarakat internasional," kata Soria.
Tuan rumah dan Presidensi COP29 Azerbaijan mengatakan hal ini merupakan persoalan antara Argentina dengan PBB. Seorang negosiator dari negara maju mengatakan sejauh ini mereka tidak melihat ada negara lain yang mengikuti langkah Argentina dan walk-out.
Satu hari sebelumnya, Menteri Iklim Prancis Agnes-Pannier-Runacher membatalkan kunjungannya ke COP29, setelah Presiden Azerbaijan Ilham Alivey menuduh Prancis melakukan "kejahatan" di wilayah Karibia.
Sudah lama hubungan Prancis dan Azerbaijan memanas akibat dukungan Paris ke Armenia yang merupakan rival Azerbaijan. Tahun ini Paris menuduh Baku ikut campur dan bersekongkol dalam kerusuhan di Kaledonia Baru.
"Terlepas dari ketidaksepakatan bilateral apapun, COP seharusnya menjadi tempat di mana semua pihak merasa bebas untuk datang dan bernegosiasi tentang aksi iklim," kata komisioner iklim Uni Eropa Wopke Hoekstra di media sosial di X.
Pernyataan itu disampaikan setelah pidato pembukaan Aliyev di COP yang menuduh Amerika Serikat dan Uni Eropa bersikap munafik karena menguliahi negara-negara lain tentang perubahan iklim sementara tetap menjadi konsumen dan produsen utama bahan bakar fosil.