Indikator Siap Dipanggil Persepi Soal Survei Pilgub Jateng, Ini Kata Burhanuddin Muhtadi

"Indikator Politik siap dipanggil untuk diaudit oleh Dewan Etik," kata Burhanuddin.

Antara/Aji Satyawan
Dua peserta Pilgub Jateng 2024, yaitu paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan lembaganya siap dipanggil oleh Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Hal itu disampaikan Burhanudin merespons rencana pemanggilan Indikator oleh Persepsi menyangkut perbedaan hasil survei Pilgub Jawa Tengah antara Indikator dan SMRC.

Baca Juga


"Sebagai bagian dari anggota Persepi, Indikator Politik siap dipanggil untuk diaudit oleh Dewan Etik. Indikator Politik terikat kode etik agar siap mempertanggungjawabkan datanya," kata Burhanuddin kepada Republika, Senin (18/11/2024).

Burhanuddin menegaskan Indikator tak akan mundur dari Persepsi. Indikator bakal mempertanggungjawabkan data hasil surveinya.

"Kami takkan mengundurkan diri sebelum diperiksa," ujar Burhanuddin.

Burhanuddin menerangkan perbedaan antara SMRC dan Indikator dalam survei di Jateng bisa dijelaskan karena perbedaan proporsi responden yang menjawab “tidak tahu/tidak jawab” (TT/TJ). Dalam survei Indikator TT/TJ mencapai 9,35 persn, sementara SMRC hanya 2,6 persen. Dalam survei SMRC, TT/TJ yang lebih rendah sepertinya cenderung mengarah ke Andika.

"Tapi secara umum survei antara Andika vs Lutffi baik dalam survei SMRC maupun Indikator masih dalam margin of error yang ditetapkan oleh kedua lembaga," ujar Burhanuddin.

Oleh karena itu, Burhanuddin menyampaikan Indikator belum dapat menyimpulkan siapa yang lebih unggul di Pilgub Jateng. "Kita sama-sama tidak bisa menyimpulkan secara konklusif siapa yang unggul. SMRC maupun Indikator kesimpulannya sama bahwa kita tidak bisa mengatakan Luthfi atau Andika yang menang di Jateng karena selisihnya too close to call," ujar Burhanuddin.

Hal ini menurut Burhanuddin berbeda jika dibandingkan dengan kasus LSI versus Poltracking dan PPI dalam survei Jakarta. Dalam kasus itu jelas terbalik dan selisih antara Ridwan Kamil vs Pramono signifikan secara statistik.

"Apapun, Indikator siap dipanggil oleh Dewan Etik," ujar Burhanuddin.

Jadwal Pilkada Serentak 2024 - (Infografis Republika)

 

Diketahui, SMRC dan Indikator merilis hasil survei yang berbeda antara perolehan elektabilitas Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi. Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia Pilgub Jateng 2024 menunjukkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi-Taj Yasin berada di posisi puncak dengan 47,19 persen.

Sementara rivalnya pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya kalah dengan selisih tipis dengan mendapatkan 43,46 persen. Survei Indikator ini digelar pada 7-13 November 2024.

Sedangkan SMRC merilis hasil survei terkait Pilkada Jateng pada 16 November 2024. Hasilnya, elektabilitas Andika-Hendi unggul tipis sebesar 50,4 persen dibanding Luthfi-Yasin 47 persen. Sementara, 2,6 persen tidak menjawab. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka secara acak pada 7 sampai 12 November 2024.

Dewan Pakar Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk merespons perbedaan hasil survei Pilgub Jateng yang dilakukan oleh SMRC dan Indikator Politik Indonesia. Hamdi tak mempermasalahkan perbedaan hasil survei kedua lembaga itu lantaran perbedaannya masih dalam batas margin of error dalam sebuah survei.

"Sebenarnya kasus Jateng, perbedaan tipis 3 atau 4  persenan, masih dalam rentang batas kesalahan (margin of error). Jadi sebenarnya tidak bisa dipastikan siapa unggul," kata Hamdi kepada Republika, Senin (18/11/2024).

Secara ilmu statistik, Hamdi menjelaskan adanya perbedaan masih dalam batas margin of error. Sehingga menjadi tidak terlalu penting siapa yang unggul dalam survei.

"Karena secara teori peluang, peluang keduanya plus minus (-/+) naik turun tiga persenen ke atas ke bawah masih mungkin terjadi. Tapi saya paham orang awam susah menalar logika statistik ini. Tahu beda 3 persen (dianggap) unggul saja," ujar Hamdi.

Oleh karena itu, Hamdi menilai perolehan Andika dan Lutfi di survei SMRC dengan Andika dan Lutfi di Indikator tidak perlu dibandingkan. Sebab masih bisa berubah sesuai dengan prinsip margin of error.

"Cara melihatnya masing-masing survei. Jadi di surveinya Indikator Andika-Hendardi sekian persen, Lutfi-Tajsin sekian persen. Kalau bedanya cuma 3-4 persenan ini nggak bisa dibilang salah satu unggul. Karena perbedaan dalam rentang margin of error. Artiya kesimpulannya tidak bisa ditetapkan siapa sesungguhnya unggul," ujar Hamdi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler