Dua Hasil Survei Pilgub Jateng Disorot Publik, Ini Kata Pendiri Indikator dan SMRC
Hamdi Muluk menjamin pengurus Persepi tengah mengkaji hal tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) berencana memanggil Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia. Hal ini menyangkut perbedaan hasil survei Pilgub Jawa Tengah yang dilakukan kedua lembaga survei itu.
Dewan Pakar Persepi Hamdi Muluk menyampaikan kegelisahan publik soal hasil survei SMRC dan Indikator menjadi perhatian pengurus Persepsi. Sehingga Persepsi bakal meminta keterangan SMRC dan Indikator. "Karena ada concern publik, tampaknya kita akan periksa saja," kata Hamdi kepada Republika, Senin (18/11/2024).
Walau demikian, Hamdi belum tahu kapan Persepi memanggil kedua lembaga survei itu. Tercatat pendiri SMRC, Saiful Mujani, duduk sebagai anggota Dewan Pakar Persepsi. Sedangkan pendiri Indikator, Burhanudin Muhtadi menjabat Ketua Bidang Hubungan Antarlembaga dan Kewilayahan Persepi. "Tunggu ketersediaan waktu dewan etik yang juga sibuk-sibuk," ujar Hamdi.
Hamdi menjamin pengurus Persepi tengah mengkaji hal tersebut. Hamdi mencontohkan, Persepi menindaklanjuti survei di Nusa Tenggara Timur yang dilakukan Indikator dan Voxpol sempat menuai polemik.
"Tapi Voxpol keburu keluar (Persepi), nggak bisa kami pangggil lagi untuk diaudit. Tapi indikator masih anggota, bisa dipanggil. Habis itu yang lain yang juga menjadi polemik di publik," ujar Hamdi.
Hamdi menekankan, Dewan Etik Persepi akan melakukan audit kalau ada keraguan publik. Hal ini pernah terjadi baru-baru ini saat hasil survei LSI dan Poltracking soal Pilgub Jakarta berbeda jauh.
"Kita audit saja proses pengambilan datanya. Apakah datanya bisa dipercaya. Ini kemarin yang kita lakukan terhadap LSI dan Poltracking. Nah kan yang DKI kemarin bedanya sampai 9 persenan, dan bukan lagi dalam batas toleransi margin of error. Jadi kita periksa," ujar Hamdi.
Diketahui, SMRC dan Indikator merilis hasil survei yang berbeda antara perolehan elektabilitas Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi. Tapi Hamdi meyakini perbedaan itu masih dalam taraf wajar di rentang margin of error.
Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia Pilgub Jateng 2024 menunjukkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi-Taj Yasin berada di posisi puncak dengan 47,19 persen.
Sementara rivalnya pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya kalah dengan selisih tipis dengan mendapatkan 43,46 persen. Survei Indikator ini digelar pada 7-13 November 2024.
Sedangkan SMRC merilis hasil survei terkait Pilkada Jateng pada 16 November 2024. Hasilnya, elektabilitas Andika-Hendi unggul tipis sebesar 50,4 persen dibanding Luthfi-Yasin 47 persen. Sementara, 2,6 persen tidak menjawab. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka secara acak pada 7-12 November 2024.
Kedua lembaga survei tersebut santai merespons rencana pemanggilan oleh Persepi. SMRC tak keberatan dengan rencana pemanggilan itu. SMRC siap memaparkan data dari survei yang dilakukan di Jateng.
Hal tersebut dikatakan pendiri SMRC, Saiful Mujani menanggapi rencana pemanggilan Indikator oleh Persepi. "Pada intinya SMRC siap untuk dipanggil," kata Saiful kepada Republika, Senin (18/11/2024).
Walau demikian, Saiful mengaku masih belum mendapatkan pemanggilan dari Persepi sampai dengan Senin malam. Sehingga Saiful dalam posisi menunggu pemanggilan tersebut. "Lagi nunggu panggilan. (Karena) belum ada," ujar Saiful.
Sementara Pendiri Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menyatakan lembaganya siap dipanggil oleh Persepi. Burhanudin bakal menerangkan survei yang dilakukan lembaganya.
"Sebagai bagian dari anggota Persepi, Indikator Politik siap dipanggil untuk diaudit oleh Dewan Etik. Indikator Politik terikat kode etik agar siap mempertanggungjawabkan datanya," kata Burhanudin kepada Republika, Senin (18/11/2024).
Burhanudin menegaskan Indikator tak akan mundur dari Persepi. Indikator bakal mempertanggungjawabkan data hasil surveinya. "Kami takkan mengundurkan diri sebelum diperiksa," ujar Burhanudin.
Burhanudin menerangkan perbedaan antara SMRC dan Indikator dalam survei di Jateng bisa dijelaskan karena perbedaan proporsi responden yang menjawab “tidak tahu/tidak jawab” (TT/TJ). Dalam survei Indikator TT/TJ mencapai 9,35 persen, sementara SMRC hanya 2,6 persen. Dalam survei SMRC, TT/TJ yang lebih rendah sepertinya cenderung mengarah ke Andika.
"Tapi secara umum survei antara Andika vs Luthfi baik dalam survei SMRC maupun Indikator masih dalam margin of error yang ditetapkan oleh kedua lembaga," ujar Burhanudin.
Oleh karena itu, Burhanudin menyampaikan Indikator belum dapat menyimpulkan siapa yang lebih unggul di Pilgub Jateng.
"Kita sama-sama tidak bisa menyimpulkan secara konklusif siapa yang unggul. SMRC maupun Indikator kesimpulannya sama bahwa kita tidak bisa mengatakan Luthfi atau Andika yang menang di Jateng karena selisihnya too close to call," ujar Burhanudin.