Hikmah Mandul Bagi Suami Istri yang Belum Punya Anak

Ada sebagian pasangan suami istri yang belum dikaruniakan anak karena mandul.

MGROL100
Hikmah Mandul Bagi Suami Istri yang Belum Punya Anak. Foto: Ilustrasi Suami Istri
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sebagian pasangan suami istri yang belum dikaruniakan anak karena mandul. Atau, belum dikaruniakan anak karena sebab lainnya meski sudah memiliki harapan dan keinginan.

Terkait ini, Syekh Nada Abu Ahmad dalam Berkah Anak Shalih mengatakan, bagi pasangan suami istri yang belum mendapatkan keturunan, apabila telah melakukan semua upaya untuk mendapatkannya (Periksa ke dokter, berdoa, dll), namun Allah belum menakdirkan kelahiran anak untuk mereka, maka hendaknya ridho kepada takdir Allah.

Allah berfirman dalam Surat Asy Syura ayat 49-50:

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۗ يَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَۙ

اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًاۚ وَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًاۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ

lillahi mulkus-samâwâti wal-ardl, yakhluqu mâ yasyâ', yahabu limay yasyâ'u inâtsaw wa yahabu limay yasyâ'udz-dzukûr

au yuzawwijuhum dzukrânaw wa inâtsâ, wa yaj‘alu may yasyâ'u ‘aqîmâ, innahû ‘alîmung qadîr

Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,
atau Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Menurut Syekh Nada, Allah mengaitkan kondisi mandul tersebut dengan kehendak-Nya, kemudian perhatikan bagaimana Allah menutup ayat di atas dengan firmannya:

اِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ

innahû ‘alîmung qadîr

Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Baca Juga


 

Syekh Nada mengingatkan, Allah mengetahui apa yang baik bagi hamba, barangkali Allah menahan karunia anak karena Dia mengetahui bahwa anak itu akan menjadi fitnah bagi hamba yang belum dikaruniai anak.

Allah berfirman dalam surat At Taghabun ayat 14-15:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

yâ ayyuhalladzîna âmanû inna min azwâjikum wa aulâdikum ‘aduwwal lakum faḫdzarûhum, wa in ta‘fû wa tashfaḫû wa taghfirû fa innallâha ghafûrur raḫîm
innamâ amwâlukum wa aulâdukum fitnah, wallâhu ‘indahû ajrun ‘adhîm

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar.

Selain itu juga seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hakim dan Thabrani:

إن الولد مبخلة مجبنة مجهلة محزنة

“Sesungguhnya anak bisa menjadi penyebab sifat pelit, pengecut, bodoh dan sedih.”

Dikisahkan, Nabi Khidir dan anak kecil yang dibunuhnya. Kisah ini disebutkan dalam surat Al Kahfi ayat 80-81, ketika Nabi Khidir mengemukakan alasan tindakannya membunuh si anak.

وَاَمَّا الْغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِيْنَآ اَنْ يُّرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَّكُفْرًاۚ
فَاَرَدْنَآ اَنْ يُّبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكٰوةً وَّاَقْرَبَ رُحْمًا

wa ammal-ghulâmu fa kâna abawâhu mu'minaini fa khasyînâ ay yur-hiqahumâ thughyânaw wa kufrâ fa aradnâ ay yubdilahumâ rabbuhumâ khairam min-hu zakâtaw wa aqraba ruḫmâ

Adapun anak itu (yang aku bunuh), kedua orang tuanya mukmin dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya untuk durhaka dan kufur.
Maka, kami menghendaki bahwa Tuhan mereka menggantinya (dengan seorang anak lain) yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).

 

Menurut Syekh Nada, banyak orang yang mendapat karunia dari Allah berupa anak, namun setelah merasakan pahitnya kedurhakaan, mereka berangan-angan seandainya Allah tidak mengaruniakan anak kepadanya. Atau, barangkali seorang mendapat karunia seorang anak yang durhaka secara pemikiran maupun fisik yang merusak kehidupannya.

Atau, ia mendapat karunia anak namun menjadi pecandu narkoba dan miras, atau anak yang sesat jalannya dan menempuh jalan keburukan.

"Barangkali, Allah menahan karunia anak dari seorang hamba guna melindunginya dari semua itu, karena Allah mencintainya dan hanya menghendaki kebaikan untuknya. Maka, hendaknya si hamba ridho terhadap takdir Allah sebab ALlah tidak menetapkan takdir kecuali takdir itu baik," ujar Syekh Nada.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ
 
Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.” (HR Ahmad)

Karena itu, pesan Syekh Nada, hendaknya seorang Muslim menerima takdir Allah dengan dada yang lapang dan hati ridha. Maka, hati akan menjadi tenteram.


Infografis Tuntunan Nabi Muhammad Ketika Bertemu Anak Kecil - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler