Wamen Komdigi Nilai Maraknya Judol tak Pengaruhi Iklim Investasi 

Meski begitu, Nezar Patria memastikan, masalah judi online harus terus diberantas.

Dok Kemenkominfo
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria.
Rep: Eva Rianti Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan, maraknya judi online di Indonesia tidak berpengaruh secara langsung terhadap proses investasi yang berjalan. Hal itu diungkapkan saat menghadiri acara 12th US-Indonesia Investment Summit 2024 di Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

Baca Juga


"Tidak secara langsung ya, saya kira judi online kan masalah patologi sosial, sehingga berbeda karenanya," kata Nezar. Meski begitu, ia memastikan, masalah judi online harus terus diberantas.

Pasalnya, hal itu kaitannya dengan dampaknya terhadap melemahnya etos kerja masyarakat, hingga memengaruhi produktivitas sumber daya manusia (SDM). Belum lagi, menurut Nezar, judi online di Indonesia juga dilarang berdasarkan hukum dan agama,

"Saya kira ada satu hal yang paling penting yang jauh lebih dalam dari itu adalah keranjingan judi online ini menghancurkan etos kerja kita, dan ini sangat berbahaya dengan etos kerja keras digantikan oleh jalan pintas, kemudian dikacaukan oleh mimpi-mimpi yang kosong. Dan kita khawatir produktivitas nasional juga akan berpengaruh," jelas Nezar.

Dia menekankan, Kemenkomdigi bersama dengan berbagai pihak terutama aparat penegah hukum melalui satuan tugas (satgas) pemberantasan judi online terus bekerja mengusut tuntas jejaring judi online yang hingga kini masih terus marak di Indonesia. 

Saat ini Indonesia sedang gencar membuka diri terhadap negara-negara lain soal investasi, di antaranya dengan AS. Laporan terbaru AmCham Indonesia dan US Chamber of Commerce berjudul 'US Investment: A Partner in Innovation for Indonesia' menunjukkan, investasi AS di Indonesia mencapai hingga 67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.066 triliun pada periode 2014-2023. 

Angka investasi dalam satu dekade tersebut menciptakan dampak ekonomi mencapai hingga 130 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.070 triliun. "Kehadiran perusahaan AS sangat penting, tidak hanya untuk investasi finansial yang signifikan, tetapi juga sebagai katalis inovasi di berbagai sektor,"  kata Managing Director AmCham Indonesia Lydia Ruddy dalam acara yang sama.

Laporan tersebut mencatat ada empat komposisi investasi AS di Indonesia pada 2014-2023. Perinciannya, yakni investasi yang mengalir ke Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) sebesar 17,151 miliar dolar AS, hulu migas (minyak dan gas) sebanyak 37,430 miliar dolar AS. 

Selanjutnya sektor merger dan akuisisi sebesar 7,8 miliar dolar AS. Serta investasi tambahan oleh perusahaan AS sebanyak 5 miliar dolar AS. Angka investasi yang tertera dalam laporan tersebut disebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data resmi pemerintah Indonesia, karena mencakup semua sektor serta aktivitas merger dan akuisisi. 

Lydia melanjutkan, untuk dapat meningkatkan investasi AS di Indonesia, perlu adanya perbaikan iklim investasi di Indonesia. Hal itu merupakan satu hal yang menantang bagi perusahaan, khususnya sebagian besar perusahaan yang menjadi bagian dari rantai pasokan global. 

Laporan AmCham feat US Chamber of Commerce tersebut dan gelaran Investment Summit menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara AS dan Indonesia untuk mendukung tujuan Indonesia bergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Juga utamanya mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada era Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler