Kalah di Solo, Cawalkot Teguh Prakosa Minta Maaf ke Kader PDIP

Paslon Respati-Astrid yang didukung Jokowi dan Gibran menang telak di Pilwalkot Solo.

Republika/Alfian Choir
Wali Kota Solo sekaligus cawalkot Teguh Prakoso meminta maaf kepada kader dan simpatisan PDIP, karena gagal menang.
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Calon wali Kota (Cawalkot) Solo nomor urut 1, Teguh Prakosa meminta kepada para pendukungnya agar tetap tertib dan menjaga solidaritas usai pelaksanaan pemungutan suara. Dari hasil hitung sementara yang dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Surakarta, pasangan calon nomor urut 1 Teguh Prakosa-Bambang Nugroho yang diusung PDIP hanya memperoleh suara 39,53 persen.

Baca Juga


Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, Respati Achmad Ardianto-Astrid Widayani unggul telak mendapatkan suara sebesar 60,47 persen. Paslon Respati-Astrid yang merupakan kader Golkar dan PSI didukung oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Wapres Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep.

"Ya itulah pesta demokrasi dan semuanya sudah terlaksana tertib, aman, dan tidak ada ekses yang mengganggu ketertiban dalam pelaksanaan tahapan akhir pencoblosan," kata Teguh di Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/11/2024).

Wali kota Solo pengganti Gibran terebut meminta seluruh pihak menghormati hasil pemungutan suara Pilwalkot Surakarta 2024. "Quick count sudah berjalan, kita menghormati semua keputusan yang nanti akan diputuskan oleh KPU Kota Surakarta," katanya.

Teguh mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta agar tetap menjaga keamanan, kenyamanan, dan menghindari apapun hasil dari pilkada ini. Mengenai proses pilkada kali ini, sambung dia, dinamika yang terjadi di dalamnya merupakan bagian dari seni berpolitik. "Masing-masing punya strategi dan pola kerja yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun," katanya.

Dia juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang sudah mendukung pasangan Teguh-Bambang pada Pilwalkot Solo 2024. Secara khusus, ia meminta maaf kepada kader dan simpatisan PDIP.

"Kepada seluruh kader, simpatisan, relawan, dan seluruh stakeholder, tokoh masyarakat, tokoh agama yang sudah bersinergi membersamai kami dan Mas Bambang, saya kira dengan ucapan rendah hati kami mohon maaf dan terima kasih serta tetap menjaga solidaritas agar proses pilkada ini bisa berjalan dengan baik," katanya.

Teguh pun meminta kepada para pendukungnya untuk ikut mengawal masa transisi. "Masa transisi juga harus berjalan dengan baik, semua harus menjaga itu. Tetap harus semangat membangun bersama-sama kota yang kita cintai demi berkemajuan dan yang lebih penting adalah kesejahteraan untuk masyarakat," kata mantan wakil wali kota Solo tersebut.'

PDIP tumbang di Solo...

Dengan kemenangan paslon yang didukung PDIP, hal itu menandai akhir era berkuasanya PDIP di Kota Solo. Sebelumnya, PDIP selalu menang dalam kontestasi di Kota Solo. Kali ini, keluarga Jokowi mampu menumbangkan kader banteng ketika mereka berhadap-hadapan.

Sejak pertama kali diadakan coblosan langsung di Solo, PDIP menempatkan kadernya empat kali sebagai pemenang. Saat Pilwalkot Solo 2005, Jokowi menang hingga menjabat wali kota periode 2005-2010. Jokowi kembali menduduki kursi wali kota Solo periode 2010-2012 hingga berganti jabatan setelah menang pada Pilgub DKI Jakarta 2012.

Sisa masa pengabdian wali kota Solo 2012-2015, membuat Jokowi digantikan wakilnya FX Hadi Rudyatmo. Saat pemilihan 2015, FX Rudy juga menang hingga menjabat wali kota periode 2016-2021.

Kejayaan PDIP berlanjut kala paslon Gibran-Teguh Prakosa memenangkan Pilwalkot Solo 2021. Gibran kemudian maju dan menang pada Pilpres 2024 sebagai wapres. Dia pun mundur sebagai wali kota Solo dan posisinya digantikan Teguh sejak Juli 2024. Kini, saat pemilihan langsung kelima, PDIP gagal menang di Kota Solo ketika berhadapan dengan Jokowi dan Gibran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler