Mengapa Anjing Tidak Disukai?
apakah anjing selalu membawa hal buruk pada manusia?
Anjing adalah hewan pemangsa dan hewan pemakan bangkai, memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit, dan mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari moyang serigala masih bertahan pada anjing, walaupun penangkaran secara selektif telah berhasil mengubah bentuk fisik berbagai jenis anjing ras. Anjing dianggap sebagai sahabat karib manusia karena kesetiaan yang dimiliki oleh anjing. Kecerdasan yang dimiliki oleh anjing juga tidak dapat diragukan, anjing mampu memiliki ikatan emosi yang kuat dengan pemiliknya, sehingga mampu mendeteksi emosi pada manusia. Hewan ini terlahir dengan keterampilan sosial yang baik dan memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan manusia. Namun, mengapa masih banyak orang yang membenci anjing?
Stigma masyarakat Indonesia terhadap prasangka buruk anjing masih tersebar luas. Bagaimana tidak? mayoritas penduduk di Indonesia memeluk agama Islam, dimana anjing dianggap najis. Padahal najis dalam hal ini bukan untuk mengeneralisir bahwa anjing adalah binatang kotor, namun diwajibkan untuk menyucikan anggota tubuh setelah bersentuhan dengan anjing. Sayangnya, pandangan buruk mengenai anjing sebagai hewan kotor, najis, dan sumber penyebar penyakit masih saja tertanam, sehingga tidak sedikit anjing di Indonesia mendapatkan perlakuan buruk apabila ditemukan di jalan. Hal tersebut tidak selaras dengan firman Allah pada QS Al-An’am ayat 38 tentang anjuran memeperlakukan semua makhluk hidup setara sebagaimana memperlakukan manusia. Seharusnya pandangan ini menjadi acuan bagi masyarakat Indonesia terutama pemeluk agama islam untuk berhenti mendiskriminasi dan mulai mencari tahu manfaat dari salah satu ciptaan Allah, yakni anjing.
Anjing merupakan mamalia yang memiliki kelenjar susu lebih rendah dibanding hewan mamalia lain seperti kucing. Hal tersebut tidak menjadikan sistem kekebalan tubuh anjing lebih rendah daripada kucing. Berdasarkan paparan drh. Abihilal Taim di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga, menyatakan bahwa anjing memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dari kucing. Musim pancaroba saat ini memungkinkan munculnya berbagai penyakit pada hewan. Namun, kucing lebih rentan terkena flu dibanding anjing karena sistem imunnya yang lebih lemah. Meskipun begitu, anjing dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada anak saat memeliharanya. Hal tersebut karena anak-anak yang tumbuh besar dengan anjing, akan lebih sering terpapar bakteri dan alergen pada anjing sehingga membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Memelihara anjing di rumah juga dapat membantu mengurangi risiko kardiovaskular dan meningkatkan harapan hidup. Menurut studi yang dilakukan oleh American Heart Association, memelihara anjing dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol, dan mengurangi risiko serangan jantung. Studi lain menunjukkan bahwa pemilik anjing yang aktif secara fisik memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak memelihara anjing.
Berdasarkan paparan tersebut, ternyata memelihara anjing memiliki banyak manfaat bagi manusia. Seharusnya hal itu menjadi suatu pandangan baru bagi masyarakat Indonesia mengenai anjing. Sehingga anjing di Indonesia mendapatkan perlakuan yang lebih baik.