Terungkap Sederet Fakta Baru Kasus Remaja Bunuh Ayah-Nenek di Jaksel dari Kesaksian Warga

Warga menceritakan latar belakang keluarga korban, termasuk pekerjaan ayah dan ibu.

Rizky Suryarandika/Republika
Situasi TKP pembunuhan oleh remaja berinisial MAS di Perumahan Taman Bona Indah, Cilandak, Jakarta Selatan pada Ahad (1/12/2024).
Rep: Rizky Suryarandika Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakta demi fakta terungkap dalam kasus pembunuhan yang dilakukan remaja berinisial MAS (14 tahun) terhadap ayah dan neneknya, di Perumahan Taman Bona Indah, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024) dini hari. Dalam peristiwa tersebut, ibu pelaku juga nyaris tewas dan kini masih menjalani perawatan.

Baca Juga


Kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh MAS pada dugaan awal yakni ayahnya terlebih dahulu, lalu menusuk ibu dan neneknya. Keterangan itu didapat dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan awal pelaku. MAS menusuk para korban dengan sebuah pisau yang diambilnya dari lantai satu.

Setelah mengambil pisau dari dapur, MAS lalu naik ke lantai dua dan menusuk ayah dan ibunya yang sedang tidur. Sang ibu kemudian berteriak dan berlari sehingga neneknya keluar dari kamar yang kemudian juga ditusuk oleh pelaku.

Sejumlah fakta menarik terungkap berdasarkan kesaksian tetangga korban sekaligus pelaku. Ini deretan kesaksian warga:

1. Ruth Megawati (69) yang juga nenek pelaku menjadi salah satu korban meninggal. Pengurus Masjid Al-Falah, Iwan mengakui mengenal Ruth sebagai sosok yang dikenal baik di lingkungan itu. Sebab Ruth aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh masjid. Bahkan Ruth dipercaya sebagai pengurus pemandi jenazah perempuan. "Beliau aktif di Masjid, jadi pemandi jenazah juga," kata Iwan saat ditemui pada Ahad (1/12/2024).

Selain itu, Iwan menyebut Ruth aktif dalam kegiatan pengajian ibu-ibu di masjid. Kegiatan tersebut digelar tiap Selasa dan Kamis. "Beliau rajin ikut pengajian di sini, di lingkungan sini dikenal baik," ujar Iwan.

Atas kejadian itu, Iwan mengaku kaget. Iwan tak menyangka saat subuh mendengar pengumuman mengenai meninggalnya Ruth. "Saya kaget tau itu pas Subuh mau shalat, ada pengumuman. Waktu itu bukan saya yang jaga (bacakan pengumuman meninggal)," ujar Iwan.

Ibu pelaku diselamatkan warga dalam kondisi bersimbah darah...

2. Ibu pelaku yang bernama Mitha (40) nyaris tewas dan kini masih menjalani perawatan intensif. Tetangga korban, Nugroho menceritakan detik-detik penyelamatan Mitha dari upaya pembunuhan oleh anaknya sendiri itu. Nugroho mengatakan dirinya datang sekitar pukul setengah dua pagi di TKP. 

Nugroho datang karena dihubungi oleh ketua petugas keamanan komplek. Nugroho merupakan pengurus RW setempat dalam bidang keamanan. "Saya datang setengah dua, dihubungi ketua danru, karena rumah saya dekat, saya datang beliau ada di sini," kata Nugroho kepada awak media, Ahad (1/12/2024). 

Saat itu, Nugroho memilih fokus menyelamatkan Mitha. Sebab anggota keluarga MAS yang lain sudah meninggal. "Yang di dalam rumah sudah meninggal dunia, saya fokus ke yang masih hidup," ujar Nugroho. 

Nugroho mendapati Mitha dalam posisi tengkurap berlumuran darah. Nugroho langsung tancap gas membawa Mitha ke RS Fatmawati. "Bu Mitha sedang tengkurap penuh darah," ujar Nugroho. 

Saat ditemukan, Mitha masih dalam kondisi sadar. Nugroho tak ingat banyak soal percakapannya dengan Mitha karena kaget dengan kejadian tersebut. "Saat itu sadar, bilang apa saya nggak ingat. (Mitha) nggak teriak sakit tapi bilang 'aduh gimana'," ujar Nugroho. 

Mitha juga masih berbicara saat dibawa ke rumah sakit. Tapi Nugroho tak ingat karena dirinya tengah panik ketika itu. "Saat itu lagi panik. Sempet bicara tapi nggak ingat apa," ujar Nugroho. 

Pelaku anak berprestasi, masuk SMA di usia 14 tahun...

3. Pelaku berinisial MAS dikenal sebagai anak berprestasi. Salah satu prestasinya adalah dia bisa masuk sekolah menengah atas (SMA) di usia 14 tahun. Namun, kini ia harus berurusan dengan hukum setelah membunuh ayah dan neneknya.

Salah seorang warga di sekitar TKP mengungkapkan, di usia yang masih 14 tahun, MAS ternyata sudah menginjak bangku kelas X atau kelas 1 SMA. "Anaknya termasuk orang yang pintar. Belajar apa juara. Cuma belakangan ini dia SMA kelas 1 ini nilainya drop," kata warga yang enggan disebutkan namanya itu saat ditemui pada Ahad (1/12/2024).

Apalagi memang beredar kabar aksi pembunuhan itu dilakukan MAS karena stres akibat tekanan belajar. Tapi warga tersebut enggan mengonfirmasinya karena hal itu merupakan urusan privasi keluarga MAS. "Itu kalau di dalam situ (keluarga) nggak tahu. Mungkin kalau tekanan enggak karena dia islamnya kuat," ujar warga tersebut.

Sedangkan Pengurus Masjid Al-Falah, Iwan tak begitu mengenal MAS. Iwan hanya mengingat MAS sebagai sosok pendiam. "Saya tahunya dia (MAS) ikut taekwondo," ujar Iwan.

Ayah pelaku seorang dosen..

4. Salah seorang warga yang mengenal keluarga korban sekaligus pelaku menceritakan latar belakang MAS dan keluarganya. Ruth ialah pengurus masjid di komplek itu. Sedangkan ayah pelaku, Argadipa (40), disebut mengajar di salah satu kampus swasta. 

"Bapaknya (MAS) itu dosen. Bapaknya (alumni) di SMA 46. Dia dimakamkan di Bogor karena asalnya dari Bogor. Ibunya masih dioperasi, masih perawatan," kata warga yang enggan disebut namanya itu saat diwawancara pada Ahad (1/12/2024). 

Sedangkan Ruth disebut bekerja sebagai agen properti. Pekerjaan ini pun disebut dilakukan pula oleh Mitha. "Dia itu, neneknya yang meninggal punya kantor apa gitu ya. Jual beli tanah, rumah. Misalnya ada di luar rumah yang tulisan-tulisan, kayak raywhite, ray opo lah," ujar warga itu. 

Warga tersebut merasa prihatin atas kejadian ini. Ia pun berpesan agar publik segera melupakannya. "Saya pikir nggak usah dibesar-besarkan itu kan urusan rumah tangga dia. Justru kita kasihan sama mereka karena menghabiskan beberapa orang. Saya sama neneknya yang meninggal itu deket loh. Karena kita satu pengajian," ujar warga itu. 

5. Terkait motif pelaku membunuh keluarganya, polisi masih belum dapat menyimpulkan. Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung masih mendalami motif MAS membunuh keluarganya. Sebab hal ini menurutnya tak bisa diputus dalam waktu singkat. 

"Motif masih didalami. Orang bisa berasumsi mungkin ini tekanan, atau relasi nggak baik sama keluarga atau bagaimana. cuma kalau secara resmi (hasil pemeriksaan tersangka) belum," kata Gogo kepada wartawan, Ahad (1/12/2024). 

Gogo menyampaikan hal ini akan diungkap bersama hasil psikologi forensik. Adapun proses psikologi forensik bakal memakan waktu yang tidak sebentar. "Nanti belum, ini masih proses. Ada mekanismenya psikologi itu, ada pengenalan, butuh waktu," ujar Gogo. 

Gogo menjamin polisi akan menggunakan psikolog forensik guna memeriksa MAS. Hal ini guna mengetahui kepribadian MAS. "Kami melibatkan psikolog forensik untuk mendalami kepribadian si anak," ujar Gogo. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler