Bos NFA Sebut Makan Bergizi Gratis Bentuk Hilirisasi Pangan

NFA berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional.

Badan Pangan Nasional
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Rep: Frederikus Bata Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) menyebut program Makan Bergizi Gratis sebagai salah satu perwujudan hilirisasi di sektor yang ia pimpin. Tentunya, pemerintah, kata dia, tak bisa berdiri sendiri.

Baca Juga


NFA berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional. Dua sektor ini saja juga tidak cukup. Pasalnya, dalam implementasi membutuhkan kerja sama berbagai pihak.

"Kami kami akan coba bersama-sama audiensi dengan saudara kami di Badan Gizi Nasional. Saya akan coba fasilitasi bagaimana program ini berjalan karena ini salah satu bentuk hilirisasi dari pangan yang kita siapkan bersama-sama," kata Arief di Jakarta, Senin (2/12/2024).

Ia menerangkan, secara umum bicara tentang sektor pangan benar-benar harus terintegrasi satu sama lain. Dimulai dari persiapan penanaman, lahan, benih, bibit, pupuk. Kemudian sampai pada situasi pasca panen dan distribusi.

Belum lagi cadangannya, dan komoditasnya harus sampai dinikmati masyarakat. Itu menjadi satu ekosistem. Ada banyak sektor, baik individu maupun grup, yang terlibat.

Khusus di makan bergizi gratis, pemerintah terus mencari formulasi terbaik untuk diimplementasikan mulai tahun depan. Sehingga ketika dimulai secara resmi, langsung efektif berjalan. Menurut Arief, dalam waktu dekat, mereka juga mempersiapkan dapur-dapur untuk memproduksi makanan.

Ia menerangkan, satu dapur dirancang memproduksi 3.000 makanan. Seperti sudah disinggung di atas, pemerintah tidak berdiri sendiri. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah, petani, dan sebagainya juga otomatis terlibat.

Arief turut menyinggung peran Perum Bulog. Saat ini Bulog mengalami transformasi. Perusahaan tersebut bakal bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Ia menghimbau kepada para pebisnis di bidang pertanian agar bekerja sama. Bulog siap menyerap produksi, secara khusus padi. Tentunya butuh koordinasi yang lebih efektif.

"Di situ juga akan diberikan kesempatan Bulog sebagai stand-by buyer apabila Bapak Ibu ada yang berbisnis pertanian khususnya untuk padi, nanti ke depan jagung dan juga gula. Sehingga nanti produk spesifikasi yang akan diperlukan bisa kita koordinasikan di seluruh wilayah di Indonesia," tutur Arief.

Ia menegaskan, target besarnya yakni memperkuat ketahanan pangan hingga swasembada. Seluruh program terkait dengan sektor tersebut, menjadi skala prioritas pemerintah saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler