BRIN Temukan 958 Titik Potensi Situs Arkeologi di Gunung Penanggungan

Peninggalan arkeologi di Gunung Penanggungan memiliki pola platform terbuka.

ANTARA/Zabur Karuru
Warga mengibarkan bendera merah putih usai mengikuti upacara HUT Kemerdekaan ke-76 RI di Desa Penanggungan, Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (17/8/2021).
Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan 958 titik baru yang berpotensi memiliki situs atau peninggalan arkeologi di Gunung Penanggungan, Jawa Timur, menggunakan teknologi Lidar. Dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan BRIN Alqis Lukman mengemukakan bahwa peninggalan arkeologi di Gunung Penanggungan memiliki pola platform terbuka.


"Setelah kita analisis lebih lanjut di sisi barat, dengan pola yang hampir sama, kita bisa menemukan titik-titik baru, dari 200 titik situs yang sudah teridentifikasi, kita menemukan 958 titik baru yang memiliki potensi peninggalan arkeologi," katanya, Kamis (5/12/2024).

Alqis menjelaskan, Lidar dalam arkeologi merupakan teknologi pengambilan data atau pemetaan yang dapat menembus penetrasi ke daerah permukaan tanah sehingga vegetasi-vegetasi di atasnya dapat dihilangkan, sehingga peneliti bisa melihat kontur permukaan tanah dan potensi-potensi peninggalan arkeologi yang berada di permukaan tanah. "Data Lidar menggunakan sensor cahaya, data permukaan tanah dan data-data lain yang ada di permukaan tanah seperti vegetasi, permukiman," ucapnya.

Ia menyebutkan, ketika meneliti situs-situs peninggalan di masa lalu, para arkeolog seringkali kesulitan melihat kontur tanah di bawah pemukiman atau vegetasi untuk melakukan pemetaan lebih jauh dari situs-situs peninggalan budaya di kawasan Gunung Penanggungan.

"Data Lidar bisa melihat ternyata banyak potensi peninggalan budaya untuk didata lebih jauh. Di kawasan Gunung Penanggungan, kita bekerja sama antara Lidar dan Lembaga Penelitian Prancis EFEO," ujar dia.

Ia memaparkan, para peneliti juga menggunakan Lidar untuk melihat potensi di sisi utara lereng Gunung Welirang, dan berdasarkan elemen visual yang ditampilkan pada peta, maka diperoleh daerah akuisisi yang akan diambil seluas sekitar 200 km persegi.

"Akuisisi data Lidar yang kita dapatkan, dengan area sekitar 200 km persegi, di sisi utara adalah kawasan Gunung Penanggungan, di sisi selatan adalah lereng utara Gunung Arjuno-Welirang dengan ekstensi-ekstensi bagian utara, barat, dan timur yang merupakan wilayah dengan signifikansi dari situs budaya dan asosiasinya yang cukup penting untuk wilayah ini," kata Alqis.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler