Keanehan Mutasi Danpaspampres dan Komandan Grup A Paspampres

Sudah hampir dua bulan, belum ada pejabat definitif untuk dua pos pengawal RI 1.

Republika
Prosesi sertijab Danpaspampres dari Mayjen Rafael Granada Baay kepada Mayjen Achiruddin Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2023).
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra*

Baca Juga


Mutasi di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ada yang janggal. Bagaimana tidak? Dalam catatan penulis, terdapat dua mutasi yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto selama periode menjelang Presiden Joko Widodo (Jokowi) purnatugas dan awal Presiden Prabowo Subianto menjabat.

Mutasi pertama melalui Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Nomor Kep/1264/X/2024 yang diteken oleh Jenderal Agus Subiyanto di Jakarta pada Jumat (18/10/2024). Mutasi dibuat dua hari menjelang proses pergantian presiden.

Kemudian, mutasi kedua terjadi pada Kamis (31/12/2024). Mutasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1332/X/2024. Di sinilah letak akar masalahnya.

Mutasi pertama melibatkan 63 perwira tinggi (pati) TNI terdiri 35 pati TNI AD, 15 pati TNI AL, dan 13 pati TNI AU. Yang mendapat sorotan di sini adalah pergantian posisi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) dan Komandan Grup A Paspampres. Kebetulan, keduanya bertugas mengawal RI 1.

Danpaspampres Mayjen Achiruddin dipromosikan menjadi Panglima Kodam (Pangdam) VI/Mulawarman untuk menggantikan Mayjen Tri Budi Utomo. Adapun Tri Budi juga mendapat promosi menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemenhan).

Berikutnya, Komandan Grup A Paspampres Kolonel Inf Wimoko mendapat promosi menjadi Komandan Korem (Danrem) 102/Panju Panjung di Palangkaraya. Wimoko yang akan menyandang pangkat bintang satu menggantikan posisi Brigjen Iwan Rosandriyanto yang digeser menjadi Staf Khusus KSAD.

Sementara itu dalam mutasi kedua, sorotan tertuju kepada pergantian Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) dan Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres). Total 76 pati TNI, terdiri 46 pati TNI AD, 18 pati TNI AL, dan 12 pati TNI AU yang dimutasi. "Telah resmi ditetapkan mutasi dan promosi jabatan 76 pati TNI terdiri dari 46 pati TNI AD, 18 pati TNI AL, dan 12 pati TNI AU," ujar Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto dalam siaran pers.

Mayjen Ariyo Windutomo dari Kepala Satuan Pengawas Universitas Pertahanan (Kasatwas Unhan) dipromosikan menjadi Kasetpres. Posisi tersebut selama ini dihuni aparatur sipil negara (ASN). Pada era Presiden Prabowo Subianto, jabatan tersebut diemban prajurit TNI aktif.

Kemudian, Mayjen Kosasih mendapat promosi dari Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan menjadi Sesmilpres Kemensetneg. Kosasih menggantikan Mayjen Rudy Saladin, yang sebenarnya sudah digeser menjadi Pangdam V/Brawijaya sejak 27 Juli 2024. Namun, karena belum ada penggantinya, Rudy masih merangkap jabatan sebagai Sesmilpres.

Penulis mendapati Rudy hadir ketika Presiden Prabowo mengumumkan nama susunan kabinet di Istana Merdeka pada Ahad (20/10/2024) malam WIB. Padahal, peraih Adhi Makayasa Akmil 1997 tersebut sudah menjalani serah terima jabatan (sertijab) Pangdam Brawijaya dengan Mayjen Rafael Granada Baay pada 24 September 2024.

Nah, di sinilah problematikan itu perlu diulas. Bagaimana bisa, para pati TNI yang masuk dalam daftar mutasi 31 Oktober 2024, sudah menjalani sertijab sementara mereka yang dimutasi pada 18 Oktober 2024, malah bertahan di jabatannya yang lama. Hingga kini, Mayjen Achiruddin belum menjalani sertijab dengan Letjen Tri Budi Utomo yang sudah resmi menyandang pangkat bintang tiga dan menduduki Sekjen Kemenhan.

Pun Kolonel Inf Wimoko setali tiga uang. Dia masih bertugas di Istana belum melakukan sertijab dengan Brigjen Iwan Rosandriyanto menjadi Danrem 102/Panju Panjung. Alhasil, ia belum menyandang pangkat bintang satu.

Danpaspampres era Presiden Jokowi - (Republika.co.id)

Ketika penulis mendapat kesempatan mengikuti kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (4/12/2024), Mayjen Achiruddin dan Kolonel Wimoko sedang berada di ruang tunggu VIP Bandara El Tari. Penulis melihat keduanya datang ke Kupang tidak berbarengan dengan Presiden Prabowo.

Penulis dan sejumlah wartawan yang sedang berada di ruang tunggu, melihat Mayjen Achiruddin dan Kolonel Wimoko dalam posisi siaga menanti kedatangan Prabowo. Adapun Prabowo memilih terbang ke Kupang menggunakan pesawat Kepresidenan RI bersama Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Inf Teddy Indrawijaya dan rombongan terbatas.

Di sini jelas menunjukkan keanehan. Mengapa Prabowo tidak dikawal oleh Danpaspampres dan Komandan Grup A Paspampres dalam perjalanan? Padahal, tugas keduanya harus melekat dengan presiden.

Jika memang tidak berkenan karena keduanya merupakan pilihan presiden sebelumnya, pun mutasi dilakukan dua hari menjelang pergantian presiden, mengapa pula Prabowo tidak segera menunjuk Danpaspampres dan Komandan Grup A Paspampres yang baru? Pasalnya, sudah hampir dua bulan berlalu, belum ada perwira definitif yang menduduki posisi tersebut.

Karena untuk dua jabatan tersebut, jelas mutasi yang dilakukan Panglima TNI berdasarkan permintaan dari Istana. Sehingga jika sampai sekarang jabatan tersebut kosong atau Prabowo belum menemukan orang yang tepat untuk mendudukinya, setidaknya ia bisa tetap memberdayakan Danpaspampres dan Komandan Grup A Paspampres.

Semoga saja, secepatnya terpilih Danpaspampres dan Komandan Grup A Paspampres yang baru. Dengan begitu, perwira TNI yang ditunjuk bisa segera menjalankan tugasnya secara maksimal untuk menjaga Presiden Prabowo.

Karena kita tahu, dua posisi itu merupakan pucuk pimpinan perisai presiden. Sehingga jangan dianggap remeh dengan membiarkan jabatan tersebut kosong untuk jangka waktu yang lama.

*Wartawan Republika dan penulis sejumlah buku

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler