Kasus Bayi Tertukar Lalu Meninggal di RS Islam Cempaka Putih, Ini Kronologi dari Sang Ayah

MR merasa bayi yang dimakamkan bukanlah anaknya.

Antara
Seorang bayi meninggal dunia seusai diduga tertukar di rumah sakit. (ilustrasi).
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria berinisial MR (27 tahun) mengaku menduga bayinya tertukar usai dilahirkan di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih. Dugaan itu muncul setelah MR menerima bayinya dalam kondisi meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari usai dilahirkan.

Baca Juga


MR mengatakan, kronologi peristiwa itu bermula ketika istrinya mendapatkan rujukan dari klinik untuk ke rumah sakit karena mengalami air ketuban pecah pada 15 September 2024. Alhasil, istrinya itu dirujuk ke RS Islam Cempaka Putih untuk tindakan lanjutan.

"Iya jadi dirujuklah, katanya itu emergensi. Oke kami, saya istri sama keluarga istri, datang ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih siang itu," kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (10/12/2024). 

Usai menjalani perawatan, istri MR, FS (26), baru menjalani tindakan proses persalinan pada 16 September 2024 dengan tindakan caesar. Setelah dilahirkan, bayi itu langsung dibawa ke NICU.

Namun, menurut MR, dirinya dan istri tak diperlihatkan bayinya yang baru lahir. Bahkan, ia tidak diberi tahu informasi mengenai bayinya, seperti jenis kelamin, kondisi kelengkapan tubuh, dan lainnya. Ia mengaku hanya dipanggil untuk meng-azan-kan bayinya yang baru lahir.

"Ketika itu saya cuma datang dipanggil untuk mengazankan bayi tersebut," kata dia.

 

 

MR mengaku awalnya tidak curiga, meski tidak diperbolehkan menemani anaknya yang baru lahir. Setelah itu, ia diberikan informasi bahwa bayinya yang baru lahir harus diberikan oksigen.

"Pas paginya, katanya bayi saya mulai memburuk keadaannya. 16 September lahiran, 17 September meninggal, dan dimakamkan juga di hari yang sama," kata MR. 

Kecurigaan MR muncul justru saat anaknya sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper. Ia merasa bayi yang dimakamkan bukanlah anaknya.

Karena itu, ia meminta izin kepada pihak TPU Semper untuk membongkar makam bayi itu. Apalagi, istrinya belum sempat melihat kembali anaknya yang baru dilahirkan.

"Jadi di situ, saya tambah yakin. Di situ bahwa bayi saya (yang dimakamkan) bukan bayinya baru lahir. Di situ, saya dan keluarga saya melihat itu bayi badannya besar. Terus badannya juga panjang, bukan panjang bayi yang tertulis di surat keterangan lahir, 47 cm. Itu melebihi dari 47," kata dia.

MR mengaku telah komplain kepada pihak rumah sakit. Namun, pihak rumah sakit membantah telah menukar bayinya.

"Yang saya bilang, saya, bayi saya tertukar. Terus mereka bilang, nggak mungkin tertukar," kata dia.

RS Islam Jakarta Cempaka Putih menyatakan siap memfasilitasi proses pemeriksaan tes DNA terkait adanya dugaan bayi yang tertukar dalam kondisi meninggal dunia. Hal ini dikatakan Direktur Utama RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jack Pradono Handojo usai melakukan mediasi dengan kedua orang tua yang bayinya meninggal dunia sehari setelah lahir.

"Alhamdulillah hari ini telah terjadi pertemuan dan kesepakatan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan intinya kami dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih akan memfasilitasi proses pemeriksaan tes DNA untuk menguak kebenaran," kata Jack Pradono Handojo.

Dalam pernyataannya yang diunggah di akun Instagram RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Selasa (10/12/2024), dia menyebut, pihak rumah sakit akan menanggung seluruh biaya proses di laboratorium. Jack Pradono berharap, langkah ini menjadi jalan kebaikan untuk semua pihak. "Akan menanggung biaya yang diperlukan di laboratorium yang dipilih semoga hal ini bisa menjadi jalan kebaikan untuk kita semua," ujarnya.

Dalam video tersebut, ayah bayi yang meninggal dunia itu MR (27) menyampaikan permohonan maaf karena telah memviralkan dugaan bayi tertukar. MR mengatakan akan menjalani tes DNA tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler