Naskah Khutbah Jumat: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Amal Ibadah Diterima Allah

Ibadah merupakan kebutuhan dan kebahagiaan.

Republika/Thoudy Badai
Warga saat menghadiri acara Resepsi Puncak Satu Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/023). Naskah Khutbah Jumat: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Amal Ibadah Diterima Allah
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

Baca Juga


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Menjadi keniscayaan bagi kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt atas karunia nikmat yang tidak bisa kita hitung satu persatu dalam kehidupan di dunia ini. Semua ini harus disyukuri agar senantiasa ditambah oleh Allah, bukan malah dikufuri sehingga nikmat ini akan dicabut dan diganti dengan siksa yang pedih.

Shalawat serta salam juga harus kita sampaikan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad saw yang telah memberi petunjuk kepada kita bagaimana menjalani dan melaksanakan misi hidup dengan baik. Melalui firman Allah yang disampaikan kepada beliaulah, kita tahu bahwa tujuan diciptakannya kita ke dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah.

Tugas kita beribadah di dunia ini harus kita perkuat dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah agar kita senantiasa berada pada jalur yang benar sesuai syariatNya. Mari kita kuatkan ketakwaan ini dengan sekuat tenaga menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan bahwasanya ibadah yang harus kita lakukan ini sejatinya bukanlah kewajiban, tetapi merupakan kebutuhan dan kebahagiaan yang akan kembali kepada kita sendiri.

Pentingnya ibadah sebagai kebutuhan kita ini, sampai Allah menggunakan kata ‘Aku’ yang menunjukkan bahwa perintah ini langsung datang dari Allah. Bukan melalui perantara.

Ibadah yang bisa kita lakukan juga bukanlah hanya sekedar ibadah mahdhah yakni ibadah yang telah ditentukan oleh Allah swt, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Namun kita juga bisa melakukan ibadah ghairu mahdhah yakni segala aktivitas lahir dan batin manusia yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Menyingkirkan duri di jalan dan senyum kepada orang lain pun bisa menjadi ibadah.

Tentu akan sangat rugi bagi kita ketika melakukan ibadah namun ditolak oleh Allah swt. Karena bagaimanapun, diterima dan tidaknya amal ibadah kita akan menentukan kedudukan kita di sisi Allah swt.

Saat Allah menerima ibadah kita tentu kita akan semakin dekat dengan-Nya dan sebaliknya, jika amal ibadah kita ditolak, maka kita akan menjauh dari-Nya. Lalu, bagaimana agar amal ibadah kita di dunia ini bisa diterima oleh Allah swt?

 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam Kitab Tanbighul Ghafilin, Syaikh Abi Laits As Samarqandy menyebutkan bahwa ada empat hal yang harus kita perhatikan agar amal ibadah kita diterima oleh Allah swt.

Pertama adalah memiliki ilmu. Ilmu menjadi hal yang sangat penting dalam beribadah karena tanpa ilmu kita tidak akan dapat beribadah dengan benar.

Tanpa ilmu, ibadah yang kita lakukan bisa jadi keluar dari garis syariat yang telah ditentukan. Semisal saat kita akan melaksanakan shalat, kita harus memiliki ilmu tentang syarat dan rukunnya.

Ketika kita akan berpuasa, kita harus memiliki ilmu tentang kapan waktu berpuasa dan apa saja yang bisa membatalkannya. Jika kita beribadah tanpa ilmu, bisa saja shalat dan puasa kita batal sehingga tidak diterima Allah swt.

Itulah mengapa Allah mengingatkan pentingnya ilmu karena bisa mengangkat derajat manusia. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dalam sabdanya, Rasulullah juga sudah mengingatkan pentingnya ilmu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ

Artinya: "Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya."

 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Kedua adalah niat yang benar. Dalam melakukan amal ibadah di dunia, niat menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Niat menjadi penentu apakah ibadah kita memiliki nilai atau tidak di sisi Allah.

Amal ibadah kita bisa diibaratkan seperti angka nol. Berapapun angka nol yang berjajar, tak akan memiliki nilai kecuali di depan deretan nol tersebut kita awali dengan angka selain nol.

Angka yang bernilai itulah yang dinamakan niat. Jika kita memiliki angka nol sebanyak enam, dan diawali dengan angka satu, maka nilai satu juta yang akan kita dapatkan.

Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

Artinya: ”Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Selanjutnya, yang ketiga adalah sabar dalam menjalani proses. Amal ibadah yang kita lakukan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Semuanya memerlukan proses yang didalamnya akan dijumpai dinamika seperti godaan dan sejenisnya. Sabar menjadi kunci agar kita senantiasa istiqamah dalam beribadah dan meraih kesuksesan.

Rasulullah bersabda:

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

Artinya: "Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada (diberikan) kesabaran". (HR Bukhari)

Keempat adalah ikhlas. Kita harus menanamkan dalam diri kita bahwa amal ibadah yang kita lakukan harus ikhlas karena Allah swt.

Bukan karena hal-hal lain seperti ingin dilihat, dipuji, dan mendapatkan imbalan dari manusia. Dalam kitab Risalah Al Qusyairiyah disebutkan bahwa ikhlas adalah melakukan sesuatu hanya karena Allah, bukan karena manusia:

الإِخْلَاصُ تَصْفِيَةُ الْفِعْلِ عَنْ مُلَاحَظَةِ الْمَخْلُوقِينَ Artinya:

“Ikhlas adalah memurnikan diri kepada Allah dari pandangan makhluk."

 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah empat hal yang perlu kita perhatikan saat melakukan amal ibadah. Mudah-mudahan kita senantiasa dianugerahi Allah swt ilmu yang mendalam, niat yang benar, sabar yang kuat, dan ikhlas yang penuh dalam menjalankan ibadah kita. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ‎ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، ‎اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ.

‎اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Sumber: NU Online

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler