Menciptakan Budaya Kerja Ramah Perempuan? Ini Kata Tsamara Amany dan Dayu Dara Permata

Saat ini, budaya ramah terhadap perempuan di tempat kerja masih menjadi PR.

Republika/Prayogi
Stafsus Menteri BUMN Tsamara Amany bersama CEO Pinhome Dayu Dara Permata dan Moderator Indira Rezkisari menjadi narasumber saat sesi talk show 2 dalam acara Jakarta Mothers Day (JMD) 2024 di Kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (22/12/2024). Talkshow sesi 2 tersebut mengangkat tema Menciptakan Ruang Kerja yang Aman dan Nyaman bagi Perempuan.
Rep: Eva Rianti   Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada 22 Desember 2024 merupakan Hari Ibu, yang bisa dirayakan dengan beragam hal yang esensial, di antaranya dengan membahas dan memahami tentang budaya kerja yang ramah bagi perempuan. Hingga kini, isu kesetaraan gender, terutama di lingkungan kerja, masih menjadi isu yang seksi diperbincangkan dan patut untuk diperhatikan. 

Baca Juga


Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tsamara Amany mengkritisi tentang pentingnya menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan pekerja di lingkungan kerja. Menurutnya, memang hingga saat ini, budaya ramah terhadap perempuan di tempat kerja masih menjadi PR yang sulit dipecahkan. 

“Tempat kerja itu micro cosmos yang masih secara kultural susah memahami ‘oh ini nggak pantas’, ‘oh ini masalah’, ‘oh ini pelecehan’, jadi untuk mengubah culture nggak bisa dilepaskan dari masyarakat,” kata Tsamara dalam agenda talkshow bertajuk ‘Menciptakan Ruang Kerja yang Aman dan Nyaman bagi Perempuan’ di acara Jakarta Mother’s Day 2024 di kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (22/12/2024).

Tsamara menuturkan, hal kecil yang dilakukan setiap individu dinilai penting, meskipun berdampak kecil. Tetapi di samping kesadaran individu, menurutnya yang tak kalah penting adalah menciptakan atmosfer yang suportif terhadap perempuan yang dilakukan secara kolektif melalui kebijakan perusahaan. 

“Mau tidak mau culture nggak bisa dibentuk dengan hanya dikasih edukasi saja. saya percaya culture harus dipaksa dengan kebijakan yang sifatnya rewards and punishment,” ujar Tsamara. 

Stafsus Menteri BUMN Tsamara Amany menyampaikan paparan saat sesi talk show 2 dalam acara Jakarta Mothers Day (JMD) 2024 di Kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (22/12/2024). Talkshow sesi 2 tersebut mengangkat tema Menciptakan Ruang Kerja yang Aman dan Nyaman bagi Perempuan. - (Republika/Prayogi)

Ia mencontohkan misalnya kebijakan pemberlakuan absen di kantor merupakan suatu kebijakan yang wajib dilakukan oleh karyawan, yang mau tidak mau akan dikerjakan, dan kemudian berbuah menjadi sebuah budaya. Menurut Tsamara, perlu adanya kewajiban yang mengikat, dengan kata lain sebuah pemaksaan untuk bisa menciptakan budaya kerja yang ramah bagi perempuan. 

“Pemaksaan seperti itu perlu dilakukan ketika tidak bisa mengubah culture. Lama-kelamaan akan jadi culture. Edukasi tetap jalan, tapi tanpa ada pemaksaaan susah, apalagi lahir dari didikan yang berbeda. Misalnya kita perempuan progresif, bisa bicara kesetaraan perempuan, tetapi enggak semua perempuan begitu,” jelasnya. 

Di Kementerian BUMN sendiri, Tsamara menceritakan tentang pemberlakuan kebijakan yang ramah terhadap perempuan di tempat kerja. Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, ada kebijakan yang dinamakan dengan respectful working policy.

“Kita bikin respectful working policy, kebijakan ini mengatur nggak ada deskriminasi, baik verbal maupun nonverbal. Sanksinya bisa sampai pada level pemecatan,” tutur dia. 

Peluncuran Ameera Network digelar dalam rangkaian acara Jakarta Mother's Day (JMD) 2024 yang diinisiasi Republika. Acara ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Acara ini terselenggara berkat dukungan dari sponsor, Artha Graha Peduli, AG Network, SCBD Weekland, Creative Event Entertainment, Pertamina Hulu Energi.

 

Juga didukung oleh Bank Artha Graha Internasional, Bagi by Bank Artha Graha Internasional, JIHD, SCBD, Electronic City, Grooceries City, PT PAS, Gulavit, Takokak, Tambling Wildlife, PT First Jakarta Internasional, Pasific Place, Arthatel, Cimanggis Golf Estate, Hotel Borobudur, MAG, AGP Arthakes, RS EMC Grha Kedoya, Biogesic, Acer, Puma, Teras by Plataran, Plataran, Realfood, TUKR. Dan media partner Noice, Kiss FM, Sisters in soul, dan JakTV.

 

 

Lingkungan startup 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Pendiri dan CEO startup Pinhome Dayu Dara Permata juga mengemukakan pendapatnya mengenai cara mengubah budaya yang tidak ramah menjadi ramah terhadap perempuan di tempat kerja. Berhubung Dara bergerak di bisnis startup yang cenderung lebih fleksibel, Dara lebih menekankan pentingnya memulai perubahan dari diri sendiri, dengan wawasan dan kesadaran yang penuh mengenai isu kesetaraan gender. 

“Kita perlu memulai dari diri sendiri, mengedukasi diri sendiri. Lalu memengaruhi orang terdekat,” tutur Dara. 

Edukasi tersebut setidak-tidaknya dialami oleh orang-orang dengan pemikiran yang progresif. Ketika diri sendiri mampu memiliki bekal yang baik tentang isu kesetaraan gender, disusul dengan memengaruhi lingkungan terdekat, hingga akhirnya bisa berdampak pada lingkungan kerja yang lebih luas. Itu selayaknya konsep kurva terbalik. 

“Kalau itu sudah bisa terjadi, sambil kita menunggu ada regulasi yang lebih ketat, misalnya kode perilaku. Kalau kode perilaku jadi, antara lain yang wajib spesifik mengenai kesetaraan gender, saya rasa itu akan bisa lebih cepat karena semua organisasi dipaksa, saya yakin hal ini sudah menjadi hal yang harus,” jelasnya. 

 
CEO Pinhome Dayu Dara Permata menyampaikan paparan saat sesi talk show 2 dalam acara Jakarta Mothers Day (JMD) 2024 di Kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (22/12/2024). Talkshow sesi 2 tersebut mengangkat tema Menciptakan Ruang Kerja yang Aman dan Nyaman bagi Perempuan. - (Republika/Prayogi)

Ia menambahkan hal itu sangat bagus diterapkan di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. “Justru di UMKM-UMKM yang jumlahnya puluhan juta, yang separuhnya wanita kita harus bisa buat kebijakannya ke sana (menjurus pada kesetaraan gender), tapi sambil menunggu, kita mengedukasi diri sendiri untuk menjadi contoh orang-orang terdekat. Dan harus bisa speak up,” tegasnya. 

Di Pinhome sendiri, Dara bercerita bahwa perusahaan e-commerce properti, KPR, dan jasa rumah tangga itu memiliki karyawan sekitar 200-300 orang, yang dalam perekrutannya memperhatikan konsep kesetaraan gender. 

Dia menjelaskan, langkah itu dilakukan pada saat momen tahapan rekrutmen karyawan. Dalam proses rekrutmen, terutama di sesi wawancara, calon pekerjanya akan ditanyai secara mendalam karakternya sebagai individu ataupun calon leader. “Pertanyaan-pertanyaan itu juga menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana menciptakan iklim yang kolaboratif,” ujar dia. 

Setelah proses seleksi dilakukan secara mendalam, para pekerja tersebut sudah memiliki background yang teruji, dan cocok dengan culture tempat kerja dengan memiliki karakter inklusif. Seperti di antaranya mengenai berbagai isu, termasuk isu perempuan di lingkungan kerja. 

“Ada hal-hal berkaitan dengan bagaimana berperilaku di tempat kerja, ada code of conduct. Kita akan merasa hal-hal ini settle. Kode perilaku ini harus diketahui dari awal,” kata dia. 

Lantas, Dara menyebut, secara periodik bulanan akan ada semacam pengecekan atau follow up. Salah satunya interview mengenai concern para karyawan, yang kemudian bisa membuka isu kesetaran gender. Setidaknya ada dua hal fundamental yang menurutnya akan terus dikembangkan di Pinhome, yakni konsep flexible working space dan flexible working hour. Artinya pekerja perempuan diberi ruang untuk bekerja secara hybrid atau Work From Home (WFH) selama bisa perform, dan juga memiliki jam kerja yang fleksibel. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler