Seabad Al Falah Ploso, Gus Kautsar Ungkap Manfaat Strategis Ngaji

Al Falah Ploso, tempat Gus Kautsar berkhidmah, menjadi tempat belajar ribuan santri.

ANTARA/HO-Masjid Al Akbar Surabaya
Ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K.H. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar)
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pesantren Al Falah Ploso kini berusia seabad. Usia yang ditandai dengan tiga digit angka. Tak lagi muda. Keluarga besar pesantren yang telah melahirkan ulama dan pendakwah tersebut menyambut kebahagiaan usia seratus tahun dengan kegiatan menarik.

Baca Juga


Ribuan peserta scooter sarungan memeriahkan acara “Scooter Sarungan Road to Harlah 100 Tahun PP Al Falah” yang digelar dalam rangkaian memperingati Harlah 1 Abad Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, yang digelar di pesantren ini di Kecamatan Mojo.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH Abdurrahman Al Kautsar mengingatkan tentang pentingnya melestarikan mengaji. Kegiatan “Scooter Sarungan Road to Harlah 100 Tahun PP Al Falah” ini bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga wadah penguatan ukhuwah Islamiyah, pelestarian tradisi pesantren, dan wujud nyata khidmah untuk bangsa.

“Harlah 100 tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat bahwa tugas dakwah harus terus berjalan. Salah satunya yang kami gelar para santri bersarung dengan tema 'scooter sarungan dalam rangka 1 abad Al Falah Ploso',” katanya di Kediri, Jawa Timur, Minggu.

Kegiatan tersebut mengambil tema “Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah untuk Bangsa”, yang merupakan refleksi dari perjalanan 1 abad Pondok Pesantren Al Falah.

Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum spesial untuk menggabungkan tradisi pesantren dengan nilai-nilai modern yang membangun semangat kebersamaan.

 

"Melalui tradisi seperti ngaji, kami melestarikan ilmu para ulama dan meneguhkan peran pesantren sebagai pelayan umat dan bangsa," kata dia.

Peserta scooter sarungan tersebut berkumpul di Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, kemudian dilanjutkan dengan start riding. Para peserta seluruhnya mengenakan sarung sebagai kostum khas, menunjukkan keunikan dan kekhasan identitas Islami dalam kegiatan ini.

Peserta melakukan konvoi keliling wilayah Kabupaten Kediri dan berakhir di teras gubuk PP Al Falah, Kecamatan Ploso, Kabupaten Kediri.

Rangkaian kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pengajian oleh Gus Iqdam yang juga santri Ponpes Al Falah, dilanjutkan jamaah shalat Ashar, pembagian hadiah, hingga puncaknya diisi dengan Maulid Nabi dan mauidzoh hasanah yang disampaikan oleh pengasuh PP Al Falah Ploso sekaligus penanggung jawab acara KH Abdurrahman Al Kautsar.

Acara tersebut juga dihadiri oleh vokalis band Letto sekaligus putra budayawan Emha Ainun Nadjib yakni Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang lebih dikenal dengan nama Noe.

Dalam sesi bincang santai, Noe memberikan apresiasi terhadap konsep unik acara ini yang mampu menghidupkan kembali semangat tradisional dalam bingkai modernitas.

Noe mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk luar biasa dari bagaimana tradisi pesantren bisa dirayakan dengan cara kreatif tanpa meninggalkan nilai-nilai inti.

Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai hadiah menarik seperti dua unit vespa, suku cadang eksklusif, hingga ribuan sarung gratis bagi peserta tercepat.

Ada juga berbagai kategori dalam kegiatan ini termasuk kategori best costume yang ternyata memancing kreativitas peserta dengan berbagai gaya unik dalam mengenakan sarung. Acara kemudian ditutup dengan doa bersama yang penuh khidmat.

Pondok Pesantren Al Falah Ploso adalah sebuah lembaga pendidikan asrama berbentuk pesantren salaf. Dalam pengajian sehari-hari memiliki basis pengajian kitab-kitab salaf (tradisional). Pesantren ini didirikan oleh KH. Ahmad Djazuli Utsman, seorang putra naib lokal kawasan Desa Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri. Kini, Pesantren Al Falah Ploso berada di bawah asuhan KH. Nurul Huda Djazuli.

Sejarah singkat

Pondok Pesantren Al Falah yang berdiri pada tahun 1925, sejak awal berdirinya sampai hari ini masih tetap eksis mempertahankan status salafiyahnya, tidak tergoda dengan dinamika pendidikan yang berkembang akhir akhir ini. Perkembangan santri yang mondok di pondok induk pun setiap tahun selalu mengalami kenaikan.

Derasnya arus modernisasi tidak menghambat laju pesantren salaf seperti Al Falah dan pondok pondok salaf yang lain. Hal ini adalah bukti karomah serta keberkahan sang muassis pondok, Al Maghfur lah KH. Ahmad Djazuli Utsman serta sang Ummul Ma’had simbah Nyai Rodliyah Djazuli, sang Robi’ah al Adawiyah-nya Al Falah.

Sampai hari ini Al Falah telah melahirkan banyak alumni yang tersebar di berbagai penjuru nusantara, bahkan hingga negeri tetangga seperti Malaysia. Bersama para putra putri, Al Falah sekarang berkembang jauh dan pesat sesuai dengan cita cita luhur sang muassis dalam menjawab harapan masyarakat luas, Ta’lim wat Ta’allum Li I’lai Kalimatillah. Bahkan tidak hanya pondok induk,  Al Falah juga memiliki cabang yang dikelola oleh para dzurriyah kiai Djazuli dan tersebar di beberapa tempat di Desa Ploso.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler