Kronologi Peringatan Menara Kontrol Soal Tabrakan Burung Sebelum Kecelakaan Maut Jeju Air

Menara kontrol memberikan peringatan tabrakan burung enam menit sebelum kecelakaan.

AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) yang terjadi pada Ahad (29/12/2024) pagi waktu setempat dilaporkan menewaskan sedikitnya 177 orang. Enam menit sebelum pesawat jatuh, menara kontrol bandara memberikan peringatan  adanya insiden tabrakan pesawat dengan burung.

Baca Juga


Pihak berwenang sebelumnya mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 9:03 pagi waktu setempat, ketika pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan, di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, 288 kilometer barat daya Seoul.

Menurut konferensi pers pada Ahad, oleh Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi, Korea Selatan, yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara kontrol memberikan peringatan tersebut pada pukul 8:57 pagi. Pilot pesawat segera mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 8:58 pagi dan mencoba mendarat pada pukul 9:00 pagi, tetapi jatuh tiga menit kemudian pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, kata kementerian tersebut.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No.1, menara kontrol memberikan peringatan tabrakan dengan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelah itu," ucap kementerian.

Pihak berwenang mengatakan menara kontrol memberi izin untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu. Setelah itu pilot mencoba mendarat hingga akhirnya keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding.


 

Presiden Sementara Korea Selatan Choi Sang-mok pada Ahad mengumumkan masa berkabung nasional atas kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 177 orang, dengan dua orang masih hilang, menurut kantor kepresidenan. Pengumuman tersebut disampaikan saat pertemuan darurat yang diadakan beberapa jam setelah sebuah pesawat penumpang yang membawa 181 orang mendarat darurat dan meledak di bandara di Muan, sebuah wilayah di barat daya Korea Selatan. Dua anggota kru selamat dari insiden tersebut.

"Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang terdalam kepada keluarga yang ditinggalkan oleh mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tidak terduga ini," kata Choi.

Dia mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari, yang berlaku mulai Ahad hingga tengah malam Sabtu. Choi juga menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus, menjadikannya memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan negara.

"Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, dukungan untuk keluarga yang berduka, dan perawatan medis bagi yang terluka," tambahnya.

Presiden sementara itu juga menginstruksikan lembaga terkait untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia, termasuk peralatan, personel, dan infrastruktur.

Choi, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri urusan ekonomi dan menteri keuangan, mengambil peran kepemimpinan sementara pada Jumat setelah penangguhan tugas Presiden Sementara Han Duck-soo oleh Majelis Nasional. Han diberhentikan kurang dari dua minggu setelah mengambil alih posisi Presiden Yoon Suk Yeol pada 14 Desember yang dimakzulkan karena penanganan yang buruk terhadap undang-undang darurat.

 


Hanya dua orang yang diyakini selamat dari kecelakaan maut pesawat Jeju Air yang mendarat darurat di Bandara Internasional Muan, Korsel pada Ahad (29/12/2024). Satu dari penumpang yang selamat adalah seorang awak kabin, yang mengaku tak mengingat kejadian sesaat sebelum pesawat mengalami kecelakaan.

Dikutip Korean Herald dilansir The Strait Times, awak kabin itu baru sadarkan diri saat tiba di Rumah Sakit (RS) Hankook.

"Apa yang terjadi? Mengapa saat ada di sini," ujarnya, menjawab pertanyaan dokter.

Menurut awak kabin kepada dokter, hal terakhir yang dia ingat adalah mengenakan sabuk pengaman menjelang pesawat mendarat, lantaran dia berpikir pesawat hampir mendarat di Bandara Muan. Dia mengaku tidak mengingat apa yang terjadi setelah itu.

Awak kabin pria itu ditugaskan melayani penumpang Jeju Air 7C 2216 di bagian belakang pesawat dan mengalami luka di pundak kiri dan kepala akibat kecelakaan. Satu penyintas lain yang adalah seorang wanita, saat ini masih menjalani perawatan di RS Hankook.

Sebelum mendarat darurat dan mengalami kecelakaan, seorang penumpang sempat mengirim pesan singkat kepada anggota keluarganya, menginformasikan bahwa pesawat yang ditumpanginya tidak bisa mendarat karena seekor burung berada di sayap pesawat.

"Seekor burung tersangkut di pesawat, dan kami tidak bisa mendarat. Haruskah saya mengirimkan kata-kata terakhir? demikian pesan singkat seorang penumpang kepada anggota keluarganya.

Anggota keluarga yang menerima pesan singkat itu mengatakan kepada News1, bahwa, penumpang si pengirim pesan singkat itu kemudian tidak bisa dihubungi setelah itu.

In Picture: Penampakan Pesawat Jeju Air yang Jatuh di Muan, Hanya Tersisa Bagian Ekor Pesawat

 

 

sumber : Antara, Yonhap
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler