Studi: Perempuan Hanya Sutradarai 13 Persen Film Terlaris 2024
Penelitian ini menyoroti kurangnya representasi sineas perempuan di Hollywood.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah sutradara wanita dengan pendapatan tertinggi pada 2024 masih rendah yaitu 13,4 persen dibandingkan dengan sutradara laki-laki. Hal ini merujuk pada studi tahunan dari Annenberg Inclusion Initiative di University of Southern California.
Meskipun angka tersebut sedikit meningkat dari 2023 yang hanya 12,1 persen, penelitian ini menyoroti kurangnya representasi sineas perempuan di Hollywood.
Dari 112 sutradara yang dianalisis untuk laporan tersebut, hanya 15 perempuan di antaranya adalah wanita.
Selain itu, 24,1 persen berasal dari kelompok ras/etnis yang kurang terwakili, sementara hanya 5,3 persen yang merupakan wanita kulit berwarna. “Masih banyak yang harus ditingkatkan. Sutradara wanita masih sangat kurang dan jarang mendapatkan banyak kesempatan di belakang kamera. Hollywood tidak bisa puas dengan perubahan kecil ini, karena masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Pendiri Annenberg Inclusion Initiative, Stacy L Smith, seperti dilansir laman NME, Jumat (3/1/2025).
Kesetaraan gender dalam industri film telah menjadi isu yang menjadi sorotan selama bertahun-tahun, bahkan menimbulkan kontroversi di ajang penghargaan maupun di box office. Pada tahun lalu, Academy Awards menjadi berita utama ketika Greta Gerwig tidak dinominasikan dalam kategori Sutradara Terbaik untuk film arahannya Barbie, padahal itu termasuk pada film terlaris pada 2023.
Hingga awal 2025, hanya delapan wanita yang pernah dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik dalam 96 tahun sejarah Academy Awards atau Oscar. Meskipun demikian, aktris dan sutradara senior Jodie Foster mengaku bangga dengan kesuksesan Gerwig. Foster juga melihat ada peningkatan jumlah sutradara sejak ia pertama kali menyutradarai film drama Little Man Tate pada 1991.