Ubah Sampah Jadi Bernilai, PBNU Teken Kerjasama untuk Kemaslahatan Keluarga

PBNU memiliki sumber daya manusia yang besar.

Muhyiddin/Republika
Kerja sama PBNU dengan Power Pro dalam pengelolaan sampah.
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Power Pro Pre. Ltd terkait pengelolaan sampah menjadi "Emas". Sampah dari rumah tangga nantinya akan diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi bagi keluarga Nahdliyin.

Baca Juga


Penandatanganan MoU dilakukan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Dia mengatakan, perusahaan internasional ini memiliki kemampuan dalam pengelolaan sampah.

"Mereka punya ilmu mengubah sampah menjadi "emas". Sampah diperlakukan selayaknya sumber daya alam," ujar Gus Yahya usai menandatangani MoU bersama

Menurut Gus Yahya, PBNU memiliki sumber daya manusia yang besar. Program pengolahan sampah bernilai ekonomi ini nantinya akan dipadukan dengan program-program yang telah berjalan di PBNU, seperti Gerakan Keluarga Masalahat Nahldatul Ulama (GKMNU).

Gus Yahya menjelaskan, sampah rumah tangga kerap berakhir menjadi permasalahan besar setelah terakumulasi di tempat pembuangan akhir (TPA).

Ia memandang sampah rumah tangga sudah sepatutnya diolah sejak di hulu atau rumah agar tidak menjadi bencana di kemudian hari. Kehadiran perusahaan Power Pro menjadi satu langkah maju agar sampah rumah tangga tidak hanya dapat diolah tetapi memiliki nilai ekonomi.

PBNU, kata dia, menyambut baik kerja sama dengan perusahaan tersebut. Mereka memiliki ilmu dan teknologi yang sudah mereka terapkan diberbagai belahan dunia dalam pengolahan sampah rumah tangga.

"Apa yang dirancang sebagai proyek kerja sama antara PBNU dan Power Pro adalah satu desain bisnis sampah yang melibatkan masyarakat dalam hal ini keluarga-keluarga," kata Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, PBNU berharap masyarakat tidak hanya mengolah sampah jadi sesuatu yang bernilai, tetapi sekaligus membina pola hidup masyarakat yang lebih sehat, lebih ramah lingkungan, dengan mentransformasikan sikap dan cara hidup mereka terkait sampah rumah tangga.

 

"Apabila sampah dikumpulkan sehari-hari bisa menjadi bahan baku produk-produk yang bernilai secara bisnis. Akan diproyeksikan untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga, dan mentransformasikan cara hidup masyarakat yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan sehat," jelas dia.

Dalam implementasi program tersebut, PBNU telah memilih wilayah yang akan menjadi proyek percontohan. Setelah berhasil akan diterapkan ke berbagai wilayah lainnya, termasuk di pondok pesantren dan wilayah pertanian.

"Untuk di pemukiman, ini program yang sangat cocok untuk dikembangkan. Sekali lagi, dampaknya bukan cuman keuntungan ekonomi, tapi soal cara hidup yang lebih bersih lebih sehat jadi pola baru masyarakat," ujar Gus Yahya.

Sementara itu, CEO Power Pro, Leiven Tsai mengatakan, program bersama Power Pro dan PBNU membantu mempromosikan kewirausahaan sosial. Selain membantu masyarakat mengolah sampah, juga mendorong bisnis yang inovatif dan sesuai kebutuhan.

Adapun produk-produk yang telah dikembangkan seperti pupuk, bahan-bahan furnitur, hingga green energi. "Beberapa target dari Power Pro, terkait agrikultur. Kemudian mereka akan membangun sosial interpreneurship, pengolahan sampah, dan memberikan inisiatif bahwa program ini akan sangat berkelanjutan di bidang agrikultur," kata Leiven.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler