Saudi: Dahulu Keras Haramkan Musik, Kini Siapkan Ribuan Guru Musik TK Hingga Universitas

Saudi jadikan musik materi yang wajib dipelajari semua siswa.

Tangkapan layar
Komposer Yanni bermain musik bersama orkestranya di al Ula Arab Saudi pada 2019
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berbeda dengan yang dahulu. Arab Saudi saat ini banyak mengalami perubahan dan kemajuan. Dahulu negeri tersebut dikenal sebagai tempat kelahiran wahabisme, sebuah paham keagamaan yang rigid: memahami sumber ajaran Islam secara tekstual dan mengabaikan sejumlah metode ulama dalam melahirkan hukum suatu fenomena.

Namun kini, mereka berubah. Bahkan kini Kerajaan Saudi membebaskan wanita untuk tampil di publik, bekerja, dan menyetir mobil, sesuatu yang tak pernah terjadi pada masa lalu.

Musik yang tadinya diharamkan, kini didukung oleh Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah di sana, di bawah Raja Salman dan putra mahkota Mohammed bin Salman, membangun rencana besar transformasi Saudi dari negeri yang bergantung kepada minyak, menjadi kekuatan ekonomi dunia yang menjadikan banyak hal baru sebagai sumber pendapatan, salah satunya musik. 

Saudi melakukan berbagai kerja strategis untuk mengembangkan musik sebagai budaya strategis untuk membangun reputasi negara. Pada 2019 misalnya, kerajaan menggelar konser musik menampilkan Yanni dan Andrea Bocelli di al Ula. Ribuan orang menggeruduk konser tersebut. Mereka menikmati alunan nada nan indah Besame Mucho, Quizas, Time to Say Goodbye, dan banyak lagi.

Sedangkan karya Yanni seperti the rain must fall, felitsa, until the last moment, the world dance, dan banyak lagi mengguncang area al Ula yang ditempuh beberapa jam dari Kota Madinah, tempat jasad Nabi Muhammad terkubur. Di sanalah mereka menikmati alunan musik, sambil menikmati sisa-sisa peradaban Nabatea peninggalan kaum Nabi Shaleh, yaitu bukit batu yang diukir menjadi tempat tinggal.

Setelah itu, sejumlah musisi dunia juga dihadirkan untuk tampil dalam berbagai konser. Celine Dion, Camilla Cabello, Jennifer Lopez, dan sejumlah artis lainnya, bernyanyi di Saudi.

Tak hanya konser, kini pemerintah Saudi juga meningkatkan kemampuan guru sekolah dalam bidang musik. Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Arab Saudi membuka pendaftaran tahap kedua program perekrutan guru musik. Mereka menargetkan semua guru taman kanak-kanak mendapatkan pelatihan keterampilan seni musik. Dengan begitu, mereka mendapatkan wawasan dan keterampilan bermusik untuk nantinya diajarkan kepada para murid.

Program ini dilaksanakan di bawah rencana besar pengembangan budaya yang diluncurkan oleh kedua kementerian pada bulan Desember 2022. Kerja strategis ini diawasi unit pemerintah yang mengurus pengembangan musik, dan bekerja sama dengan para ahli pendidikan dan pelatihan taman kanak-kanak.

Sebelumnya, Saudi berhasil melatih 12.000 guru perempuan di sekolah TK negeri dan swasta. Kali ini, 17 ribu guru dilibatkan dalam pelatihan musik. Fase baru ini bertujuan untuk menyediakan program pelatihan yang komprehensif bagi sekitar 17.000 guru perempuan, dan untuk mendukung kesiapan mereka yang telah lulus sebelumnya, untuk memastikan kesinambungan dampak pendidikan. Tim terkait akan bekerja untuk mengukur dampak pelatihan dan mengembangkan konten terkini untuk memastikan standar kualitas tertinggi tercapai.

Pengajaran musik masuk dalam kurikulum nasional kebudayaan yang sedang dikerjakan oleh kedua kementerian. Mulai TK hingga sekolah menengah, musik menjadi materi yang wajib dipelajari murid sekolah.

Pangeran Badr bin Abdullah bin Farhan, Menteri Kebudayaan Saudi, menegaskan dalam komentar sebelumnya di platform “X” bahwa “pendidikan adalah dasar untuk membangun dan mengembangkan kemampuan budaya,” setelah peluncuran program sarjana pertama untuk sinema dan teater , yang bertepatan dengan akreditasi “Dewan Urusan Universitas” untuk ,endirikan perguruan tinggi seni pertama.

Pada bulan Februari 2024, Kementerian Kebudayaan meluncurkan Sekolah Tinggi Seni pertama di Universitas King Saud di Riyadh, untuk menciptakan lingkungan pendidikan dan seni yang mendukung penelitian dan inovasi, menarik siswa berprestasi dan berbakat sesuai dengan kriteria penerimaan tertentu, mempersiapkan lulusan dan sarjana seni. Mereka harus berkualifikasi ilmiah dan profesional, dan melakukan penelitian dan studi ilmiah khusus tentang musik.

 

Peresmian perguruan tinggi ini dilakukan melalui kemitraan strategis yang mempertemukan kementerian dan perguruan tinggi. Mereka akan mencapai tujuan “Visi Saudi 2030”, yang berkaitan dengan kreativitas dan keunggulan di berbagai bidang seni dan budaya, serta dengan tujuan untuk mengembangkan bakat dan kompetensi, dan menciptakan peluang khusus bagi orang-orang berbakat di pasar tenaga kerja.

Perguruan tinggi ini memiliki 3 departemen, termasuk “Seni Pertunjukan,” yang menawarkan program studi dalam ilmu “teater, sinema, dan musik,” untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja akan profesi budaya dengan kompetensi berkemampuan tinggi yang akan memimpin masa depan sektor ini. menuju pencapaian tujuan nasional yang ambisius.

Pada bulan Desember 2020, Menteri Kebudayaan Saudi mengumumkan perizinan dua lembaga musik pertama di Kerajaan. Dia meminta semua pihak yang tertarik pada sektor swasta dan nirlaba untuk “mengajukan permohonan untuk lembaga perizinan di berbagai bidang budaya, pada platform khusus.”

Pada bulan September 2023, Institut Musik Al-Bayt di Riyadh meluncurkan program diploma terakreditasi pertama dari jenisnya di Arab Saudi, untuk memenuhi syarat lulusan untuk bekerja sebagai guru musik di sekolah, untuk mendukung strategi pengembangan budaya, dan untuk mengembangkan amatir secara akademis sehingga agar mereka dapat mentransfer ilmunya kepada orang lain.

Sebagai bagian dari rencana pendidikannya di berbagai sektor pendidikan.

Baca Juga


Melalui Otoritas, Kementerian Kebudayaan berupaya mengatur dan mengembangkan sektor musik di Arab Saudi, dan untuk mendukung serta mendorong para praktisinya.

Kementerian juga akan bekerja sama dengan otoritas yang kompeten untuk mendukung perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang yang terkait dengannya. mengadakan kursus pelatihan, menyetujui program profesional yang relevan, dan mendorong aktivis di bidangnya.

Melalui musik, Saudi menyebarluaskan kearifan dalam bermuamalah, membangun harmoni kehidupan. Banyak orang berbeda dalam pemahaman, namun mereka semua sama-sama menikmati alunan musik, berbincang tentang musik dan pemainnya, bahkan menciptakan musik baru untuk dinikmati bersama.

Kelak Saudi tak sekadar menjadi konsumen, tapi juga produsen dan leading dalam hal industri musik. Negara maju sudah membuktikan salah satu keunggulan mereka, yaitu prestasi dalam industri musik yang menyumpang pertumbuhan ekonomi negara. 

Saudi juga menginginkan hal tersebut. Masyarakatnya menjadi pemain dan juga produsen musik. Negara Saudi memiliki keunggulan dalam bidang energi dan devisa negara yang berlimpah. Tidak sulit bagi negara tersebut untuk unggul dalam industri musik dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler