Bahlil Ungkap EBT akan Jadi Sumber Energi Utama RI

Langkah ini juga untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Republika/Putra M. Akbar
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Pemerintah terus mendorong penggunaan EBT di Tanah Air.
Rep: Frederikus Bata Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mematangkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, RUPTL itu akan memuat target besar Indonesia terkait pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).

Baca Juga


Bahlil pada Selasa (14/1/2025) telah bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk membatas RUPTL. Bahlil menjelaskan, dalam RUPTL 2025-2034, pemerintah mendorong penggunaan EBT, sekitar 60 persen dari total kapasitas listrik nasional.

Target itu sebagai komitmen menjalankan transisi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca. “Tidak hanya itu, kemarin juga kita bahas tentang bagaimana membangun jaringan transmisi 48 ribu kilometer persegi itu (super grid)," kata Bahlil, di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Ia mengatakan butuh sekitar Rp 400 triliun untuk membangun jaringan transmisi. Kemudian untuk pembangkit listrik, dibutuhkan dana Rp 600 triliun-Rp 700 triliun.

Menurut Bahlil, sebagian besar dana berasal dari dalam negeri. Tapi bukan hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Masih ada celah lain yang bisa dimaksimalkan.

"Enggak dari APBN, enggak. Itu bisa dari power purchase agreement (PPA), dan bisa dari independent power producer (IPP), IRR (internal rate of return)-nya kan juga bagus," ujar Bahlil.

Selanjutnya, Bahlil menyebut dalam RUPTL ini ada penambahan kapasitas tenaga listrik di atas 70 gigawatt (GW) sampai 2034. Sebagian besar adalah EBT. Ini tak hanya berdampak pada transisi energi. Menurutnya, itu juga dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

"Dan kita buat perencanaannya agak fleksibel. Jadi ada target maksimal, ada target menengah, ada target paling rendah," tutur sosok yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Secara keseluruhan ada beberapa hal dibahas dalam RUPTL. Tak hanya seputar pengembangan EBT, lebih dari itu, ada skema pemenuhan listrik, peningkatan kualitas, keandalan pasokan, dan kebutuhan investasi jangka panjang.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler