Sandera Warga Israel Tersenyum Setelah Terima Cendera Mata Pemberian Militer Hamas

Pembebasan sandera warga Israel dilanjutkan dengan pembebasan warga Palestina.

Tangkapan Layar
Sandera Israel tersenyum saat dibebaskan Hamas.
Rep: Kamran Dikarma Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski disandera hingga lebih dari 400 hari, salah seorang dari tiga wanita Israel tersenyum di hadapan pasukan bertopeng sayap militer Hamas Brigade Izzuddin al Qassam. Hal itu terjadi saat dirinya menumpangi mobil MPV yang akan membawanya kembali ke Israel.

Baca Juga


Gambar itu terlihat dalam situs al Jazeera yang tayang beberapa waktu lalu. Tampak di sekitarnya pasukan al Qassam berkerumun mengenakan seragamnya yang khas. Mereka mengenakan penutup wajah hitam dan berseragam militer sambil membawa senjata laras panjang AK. Pemberangkatan mereka dilepas dengan sukacita.

Tampak para sandera dalam kondisi sehat dengan rambut hitam terkuncir. Wajah mereka selalu menampakkan senyuman tanda mereka merasakan bahagia karena pada akhirnya lepas dari penyanderaan dan oleh Hamas direlakan untuk dijemput tim palang merah untuk kembali ke negara asal.

Akhirnya dibebaskan

Hamas menyerahkan tiga sandera Israel kepada Palang Merah saat gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada Ahad 19 Januari 2025. 

Mereka yang semuanya perempuan, "secara resmi diserahkan kepada Palang Merah" di Lapangan Saraya Kota Gaza Palestina. Kemudian mereka kembali ke Israel, kata seorang pejabat senior Hamas kepada kantor berita AFP. Mereka telah dibebaskan setelah menghabiskan 471 hari dalam penahanan.

Sebuah layar raksasa di luar markas pertahanan di Tel Aviv memperlihatkan tiga sandera perempuan keluar dari sebuah kendaraan yang dikelilingi para pejuang Hamas bersenjata, sementara ribuan warga Israel bersorak, berpelukan, atau menangis di sebuah alun-alun. 

Para sandera masuk ke dalam kendaraan Komite Palang Merah Internasional, sementara kerumunan pejuang meneriakkan nama sayap bersenjata Hamas. 

 

Ketiga sandera diserahkan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang mengatakan bahwa mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal. 

"Ketiga sandera yang dibebaskan itu didampingi pasukan khusus IDF dan ISA saat mereka kembali ke wilayah Israel, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal," tutur militer dalam sebuah pernyataan. 

Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki Israel, bus-bus sedang menunggu pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel. Hamas mengatakan kelompok pertama yang dibebaskan sebagai ganti sandera tersebut meliputi 69 perempuan dan 21 remaja laki-laki. 

Fase pertama gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama 15 bulan antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada hari Minggu setelah penundaan selama tiga jam saat pesawat jet tempur dan artileri Israel terus menggempur Jalur Gaza.


Apresiasi Hamas dan Israel

Sebelumnya, sejumlah negara mengapresiasi sikap Hamas Palestina dan Israel yang akhirnya menyepakati gencatan senjata dan pembebasan para sandera. Malaysia menyambut baik hal tersebut sebagai perkembangan positif di Gaza.

Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra), dalam pernyataan yang dikeluarkan di Putrajaya beberapa waktu lalu, menyebut langkah tersebut sebagai awal penting untuk mengakhiri konflik selama 15 bulan yang telah menyebabkan banyak korban jiwa, penderitaan rakyat Palestina, dan kehancuran di Gaza.

Gencatan senjata akan membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan baru yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina yang masih bertahan di Gaza, terutama di tengah musim dingin yang sangat menantang ini.

Malaysia memuji Pemerintah Republik Arab Mesir, Qatar dan Amerika Serikat serta mediator masing-masing atas kesungguhan dan komitmen mereka dalam mencapai kesepakatan tersebut.

Upaya saat ini perlu difokuskan pada implementasi yang efektif dan sepenuhnya sesuai dengan komitmen yang telah disepakati oleh semua pihak terkait.

 

Malaysia terus menyatakan solidaritasnya kepada Palestina dan melihat peluang bagi komunitas internasional untuk bersatu dalam mencari solusi permanen bagi salah satu konflik terlama di dunia itu.

Pernyataan tersebut juga menegaskan dukungan penuh Malaysia terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Selain itu juga menegaskan bahwa Malaysia mendukung pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan sebelum 1967, dengan Baitulmaqdis Timur sebagai ibu kotanya, sebagai langkah utama menuju perdamaian dan stabilitas abadi di Timur Tengah.

Dorong solusi dua negara

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengangkat isu Palestina ketika menghadiri ASEAN Foreign Ministers Retreat (AMM Retreat) di Langkawi, Malaysia, Ahad (19/1/2025). Dia menyerukan ASEAN terus mendorong penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara.

Saat menyampaikan pernyataannya, Sugiono mengungkapkan, Indonesia menyambut kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dicapai Israel dan Hamas baru-baru ini. Indonesia, kata Sugiono, mendesak agar kesepakatan tersebut dilaksanakan segera dan menyeluruh, sehingga masyarakat Palestina dapat segera membangun kehidupannya kembali.

Dia pun mengingatkan bahwa perdamaian abadi di hanya dapat tercapai jika Israel mengakhiri pendudukan ilegalnya dan Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat. “Kita harus terus menyerukan dimulainya kembali proses perdamaian menuju solusi dua negara berdasarkan parameter internasional yang telah disepakati,” ujar Menlu Sugiono, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI.

 

Selain Palestina, Sugiono juga turut mengangkat isu yang masih menjadi tantangan bagi ASEAN, yakni terkait Myanmar. Dia menekankan, ASEAN harus mengintensifkan upayanya dalam membantu Myanmar menyelesaikan krisisnya. Menlu RI juga menyampaikan dukungan penuh kepada Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk mendorong implementasi Five Point-Consensus.

Pada kesempatan itu, Menlu juga menyampaikan bahwa Indonesia mendukung penuh Visi Komunitas ASEAN 2045 yang akan disahkan dalam kekeketuaan Malaysia di ASEAN. Menurutnya visi tersebut penting guna mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang tangguh, dinamis, dan resilien dalam 20 tahun ke depan.

"Visi Komunitas ASEAN 2045 sejalan dengan prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang juga menekankan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat seluas-luasnya” kata Sugiono.

Dia menambahkan bahwa kapasitas kelembagaan dan sumber daya ASEAN harus diperkuat untuk mampu mendukung tercapainya Visi 2045 tersebut. Menlu RI pun mendorong penguatan mekanisme dan institusi ASEAN, termasuk ASEAN Regional Forum, East Asia Forum, dan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR).

Selain itu, Sugiono berpendapat penghormatan terhadap prinsip dan norma kawasan, termasuk Treaty of Amity and Cooperation serta ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, juga sangat penting guna memastikan stabilitas kawasan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler