Alquran Kisahkan Dua Banjir Besar yang Pernah Melanda Umat Manusia
Semuanya tenggelam, kecuali yang dimuat di dalam perahu bersama Nabi Nuh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya terdampak banjir akibat hujan sejak Selasa (28/1/2025) hingga Rabu dini hari (29/1/2025).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap banjir yang melanda sebagian wilayah ibu kota disebabkan hujan ekstrem yang sangat lebat sehingga membuat saluran tidak mampu lagi menampung air.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta, setidaknya terdapat 54 rukun tetangga (RT) dan 23 ruas jalan yang terdampak banjir hingga Rabu. Di Kabupaten Tangerang misalnya, sebanyak 680 KK terdampak banjir.
Mengutip buku Air dalam Perspektif Alquran dan Sains disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dijelaskan Alquran menceritakan banjir terbesar sepanjang sejarah manusia yang terjadi pada zaman Nabi Nuh.
Banjir tersebut menenggelamkan dan menghapus semua peradaban manusia saat itu. Besarnya banjir Nabi Nuh dilukiskan dengan tergenangnya permukaan bumi dan tenggelamnya gunung-gunung yang berlangsung dalam waktu yang lama, dengan air yang jatuh dari langit maupun yang memancar dari dalam bumi.
فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَىٰ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ
"Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak.” (QS al-Qamar ayat 11-13).
Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh alaihissalam untuk menaikkan ke atas perahu pasangan-pasangan dari setiap spesies, jantan dan betina, serta keluarganya.
Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan ke dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir dia bisa selamat dengan mengungsi ke sebuah gunung yang dekat.
قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.” (Surat Hud ayat 43).
Semuanya tenggelam, kecuali yang dimuat di dalam perahu bersama Nabi Nuh. Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan kejadian telah berakhir, perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan Alquran kepada kita.
Banjir lainnya yang diceritakan di dalam Alquran adalah banjir bandang yang menimpa kaum Saba'. Banjir terjadi karena bobolnya bendungan yang pada awalnya dipakai sebagai sumber air dan sarana irigasi pertanian kaum tersebut.
Salah seorang Ratu kaum Saba', Ratu Bilqis, beriman kepada Allah melalui Nabi Sulaiman dan menjadi istri Nabi Sulaiman. Bangsa ini memiliki kebudayaan yang cukup tinggi pada masanya dan memiliki angkatan perang yang kuat.
Selepas masa Ratu Bilqis, kaum Saba' kembali ingkar kepada Allah SWTT sehingga Allah menghukum mereka dengan mendatangkan banjir.
Lahan-lahan pertanian kaum Saba' yang tadinya subur, hancur tersapu banjir. Setelah kejadian banjir tersebut lahan-lahan pertanian tidak dapat lagi ditumbuhi tanaman, kecuali tumbuhan liar yang tidak berguna.
Allah SWT berfirman:
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl, dan sedikit dari pohon Sidr.” (QS Saba ayat 16).