The Fed Sebut Inflasi Masih Tinggi, Belum Cukup Turunkan Suku Bunga
Inflasi AS tercatat 2,9 persen per Desember 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral AS, Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga stabil pada hari Rabu (29/1/2025) di kisaran 4,25 persen-4,50 persen saat ini. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru untuk memangkasnya lagi sampai data inflasi dan indikator pertumbuhan lain menunjukkan target yang sesuai.
Keputusan dan komentar Powell menempatkan kebijakan Fed dalam status quo pada saat lanskap ekonomi AS tampak stabil dan sangat tidak pasti. Serangkaian fundamental makroekonomi sehat dan sedikit berubah dalam beberapa bulan terakhir, tetapi keputusan yang akan datang dari pemerintahan baru terkait imigrasi, tarif, pajak, dan area lain diproyeksi akan sedikit mengganggu.
Powell mengatakan para pejabat Fed menunggu dan akan melihat kebijakan pemerintahan baru yang akan diberlakukan, sebelum menilai dampaknya terhadap inflasi, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Ini akan menyesuaikan suku bunga lebih lanjut sampai data menunjukkan penurunan inflasi yang baru atau peningkatan risiko terhadap pasar kerja.
"Saya pikir sikap kebijakan kita sudah sangat tepat," kata Powell dalam konferensi pers, setelah berakhirnya pertemuan kebijakan dua hari terakhir Fed.
"Tingkat pengangguran secara luas stabil selama enam bulan... Beberapa pembacaan inflasi terakhir menunjukkan pembacaan yang lebih positif," tambahnya, dilansir dari Reuters.
Powell menegaskan kembali, seperti yang sering dia lakukan, bahwa bank sentral bereaksi terhadap perkembangan ekonomi, bukan politik. Fed melihat upaya pemerintah mencoba mempertahankan tingkat pengangguran terendah yang konsisten dengan inflasi tahunan 2 persen.
Inflasi AS masih tinggi
Setelah Fed menurunkan suku bunga tiga kali di bagian akhir tahun lalu, inflasi sebagian besar bergerak menyamping dalam beberapa bulan terakhir. Namun Komite Pasar Terbuka Federal dalam pernyataannya semalam menyampaikan nilai itu masih cukup tinggi. Dalam sebuah pernyataan setelah keputusan bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan semalam dalam kisaran
Pembacaan inflasi utama baru-baru ini masih sekitar setengah poin persentase atau lebih di atas target Fed, jauh lebih rendah dari rekor tertinggi 40 tahun yang terlihat setelah pandemi. Para pejabat Fed mengatakan mereka sangat yakin kemajuan dalam menurunkan inflasi akan berlanjut tahun ini, tetapi sekarang telah menahan suku bunga sambil menunggu data untuk mengonfirmasinya.
"Aktivitas ekonomi terus berkembang pada kecepatan yang solid. Tingkat pengangguran telah stabil pada tingkat rendah dalam beberapa bulan terakhir, dan kondisi pasar tenaga kerja tetap solid," kata pernyataan Fed.
"Dalam mempertimbangkan tingkat dan waktu penyesuaian tambahan terhadap kisaran target untuk suku bunga federal, Komite akan dengan cermat menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," tambahnya.
Powell mengatakan kepada wartawan "kita tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan sikap kebijakan kita" dan kebijakan moneter "berada pada posisi yang baik" untuk tantangan yang dihadapi. Dia mencatat ada risiko pemangkasan suku bunga terlalu agresif, dengan mengatakan "kita tahu bahwa mengurangi pembatasan kebijakan terlalu cepat atau terlalu banyak dapat menghambat kemajuan inflasi."
Futures suku bunga jangka pendek menunjukkan bahwa investor memperkirakan bank sentral akan menahan diri untuk tidak memangkas suku bunga lagi hingga bulan Juni. Saham-saham AS ditutup turun pada hari itu tetapi tidak mencapai titik terendah mereka, sementara imbal hasil obligasi AS sedikit berubah. Dolar stabil terhadap sekeranjang mata uang.