Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Seiring Kekhawatiran Kebijakan Tarif AS

Belum ada kejelasan negara yang mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif AS.

AP Photo/Ng Han Guan
Ilustrasi pelabuhan ekspor impor. Rupiah berpotensi melemah di tengah kekhawatiran kebijakan tarif AS.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan Selasa (11/2/2025) di Jakarta menguat tipis satu poin menjadi Rp 16.357 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 16.358 per dolar AS. Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring kekhawatiran seputar kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga


"Rupiah diperkirakan masih berpotensi melemah terhadap dolar AS oleh kekhawatiran seputar tarif Trump. Tarif 25 persen pada aluminium dan baja sudah dikonfirmasi dan Trump mengatakan akan kembali menetapkan tarif pada negara-negara lain," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, Trump mengumumkan penetapan tarif mobil impor dari Kanada dan Meksiko sebesar 25 persen. Pengenaan tarif baru mobil impor dari Kanada, Meksiko, dan China disebut untuk menghentikan aliran penyelundupan obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat.

Lukman mengungkapkan bahwa belum ada kejelasan tahap maupun detail terkait adanya negara yang mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif AS.

Sementara, Jepang yakin akan dibebaskan dari tarif tersebut pasca pembicaraan Perdana Menteri (PM) Jepang Ishiba dengan Trump.

Dolar AS juga berpotensi menguat seiring antisipasi pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dalam testimoni malam ini.

"Seperti halnya beberapa pejabat The Fed lainnya, Powell diperkirakan akan memberikan pernyataan hawkish oleh kekhawatiran inflasi yang akan disebabkan oleh kebijakan tarif Trump," ucap dia.

Untuk kondisi perekonomian Indonesia, Lukman menganggap masih kurang bagus pada umumnya. Namun, cadangan devisa yang meningkat dan diperkirakan akan terus naik karena Peraturan Pemerintah (PP) tentang Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) akan bisa menahan gejolak rupiah.

Atas berbagai faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp 16.300-Rp 16.400 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler