Prabowo Ungkap Rahasia di Balik Simbol 08 yang Temani Takdirnya Hingga Jadi Presiden
Prabowo mendapatkan sandi 08 sejak menjadi tentara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menjelaskan tentang simbolisme angka 8 dengan perjalanan takdirnya sebagai Presiden ke-8 RI
"Waktu saya usia muda, pas tentara, saya dikasih sandi 08, bukan 06 atau 07. Kalau dikasih 06, jangan-jangan jadi Presiden ke-6. Saya dikasih sandi 08, saya jadi Presiden ke-8 di 2024," ujarnya dalam peringatan HUT ke-17 Partai Gerindra, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).
Disambut riuh tepuk tangan hadirin, Prabowo juga menyoroti keselarasan angka dalam perjalanan karier politiknya di Indonesia.
"2+2+4 = 8, saya jadi Presiden Indonesia ke-8. Saya hari ini sebagai Presiden Indonesia berdiri pada ulang tahun Gerindra ke 17, 1+7=8. Sekarang kebetulan juga, 1+5 +2 = 8, 8+9=17," kata Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan keyakinannya bahwa peringatan HUT Gerindra hari ini adalah hari baik bagi seluruh kader Gerindra dan bangsa Indonesia.
Prabowo juga menegaskan semangat persatuan di tengah kompetisi politik. Ia menyinggung kehadiran berbagai tokoh nasional, termasuk dari partai politik lain, seperti PDIP.
"Saya ini setengah Minahasa, setengah Sulawesi. Di Minahasa ada pepatah, kita semua bersaudara. Di sini ada Gubernur Sulawesi Utara, walaupun kita bersaing, tapi kita tetap bersaudara," ujarnya.
Prabowo menyampaikan rasa terima kasih atas kehormatan yang diberikan oleh para tokoh bangsa yang hadir."Hari ini adalah hari yang baik bagi kita semua," kata dia.
Prabowo juga mengungkapkan perjalanan 17 tahun partai Gerindra semakin menegaskan cita-cita untuk berguna bagi masyarakat. Ia pun mengatakan melalui pengalaman tersebut menandakan Indonesia mempunyai corak tersendiri terhadap politik berdemokrasi.
“Perjalanan kita menunjukkan kepada kita bahwa kalau kita memiliki suatu keyakinan, kalau kita memiliki suatu niat yang tulus, kalau kita memiliki cita-cita yang mulia, insya Allah jalan akan diberi kepada kita untuk berbuat yang baik. Saudara-saudara sekalian dari sejak awal saya katakan partai Gerindra harus berbuat yang berguna bagi rakyat Indonesia,” kata Prabowo.
Kendati demikian, Prabowo juga tak menafikkan bahwa partai lain juga mempunyai niat serupa. Oleh sebab itu, ia menilai kemungkinan politik demokrasi yang diterapkan di luar negeri belum tentu bisa diterapkan di Indonesia.
“Karena itu dari sejak awal dalam perjalanan ini saya berpendapat, bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas Indonesia. Mungkin ada profesor-profesor didikan luar yang akan mencemoohkan saya.Bagi mereka-mereka itu, semua yang diajarkan dari luar itu benar adanya. Saya katakan belum tentu. Yang cocok untuk mereka belum tentu cocok untuk kita,” katanya.
Prabowo pun menyimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia tidak menggunakan lawan politik. Namun, kawan yang bersaing untuk tujuan yang sama.
“Ada negara yang menganggap demokrasi itu kita harus bermusuhan. Demokrasi kita, kita tidak boleh bermusuhan dengan lawan-lawan politik kita. Bahkan saya kira keliru kalau kita pakai istilah lawan politik,” katanya.
“Tidak ada lawan politik, yang ada adalah kawan seperjuangan dan kita bersaing tapi untuk ujungnya mengabdi, berbakti kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia. Itu keyakinan saya. Dan ini saya kira sudah dibenarkan oleh perjalanan sejarah dunia,” kata Prabowo.