Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Rupiah Perkasa
Indonesia catatkan surplus neraca perdagangan 57 bulan berturut-turut .
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan Senin (17/2/2025). Penguatan terjadi usai rilis data neraca perdagangan Indonesia yang melanjutkan surplus 57 bulan berturut-turut.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 23 poin atau 0,14 persen menuju level Rp 16.228 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (17/2/2025). Pada perdagangan sebelumnya rupiah berada di level Rp 16.251 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dari dalam negeri, sentimen data surplusnya neraca perdagangan pada Januari 2025 yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), membuat rupiah menguat.
“BPS melaporkan sepanjang Januari 2025, neraca perdagangan Indonesia surplus 3,45 miliar dolar AS, lebih tinggi 1,21 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi 1,45 miliar dolar AS dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (17/2/2025).
Nilai ekspor Indonesia pada periode Januari 2025 tercatat senilai 21,45 miliar dolar AS, atau turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 23,46 miliar dolar AS. Sedangkan secara year on year (yoy), ekspor Indonesia naik 4,68 persen dibandingkan Januari 2024 yang sebesar 20,49 miliar dolar AS.
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari 1,06 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 1,40 miliar dolar AS pada Januari 2025. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat naik dari 20,40 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 19,10 miliar dolar AS pada Januari 2025.
Sementara itu, untuk nilai impor mengalami penurunan. Nilai impor Indonesia pada Januari 2025 mencapai 18 miliar dolar AS atau turun 15,18 persen dibanding Desember 2024 yang tercatat 21,22 miliar dolar AS. Sedangkan jika dibandingkan Januari 2024, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 2,67 persen.
Secara yoy, impor migas turun dari 2,70 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 2,48 miliar dolar AS pada Januari 2025. Sementara impor non migas secara yoy turun dari 15,80 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 15,52 miliar dolar AS pada Januari 2025.
Dari luar negeri, Ibrahim mengatakan ada sejumlah sentimen yang juga memengaruhi pergerakan Mata Uang Garuda. Terutama soal kebijakan perang dagang AS.
“Pedagang berhati-hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan Pengumuman tarif Presiden Trump minggu lalu menghidupkan kembali kekhawatiran akan perang dagang global, yang dapat meredam pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah,” ujar Ibrahim.
Trump mengatakan pada Ahad bahwa ia mungkin akan segera bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas penghentian perang Ukraina, menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinan bahwa kedua pemimpin ingin menghentikan pertempuran.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan pada Ahad bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari ‘negosiasi nyata’ untuk mengakhiri perang Moskow, yang menandakan bahwa pembicaraan AS dengan Rusia minggu ini merupakan kesempatan untuk melihat seberapa serius Putin dalam hal perdamaian.
“Minggu ini, pasar keuangan siap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman pada hari Senin,” ujar Ibrahim.
Ibrahim menyebut, wawasan mereka sangat diantisipasi menyusul data inflasi beragam minggu lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3 persen dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas tingkat 2,9 persen bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek.
“Diprediksi untuk perdagangan besok (Selasa, 18 Februari 2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.180—Rp 16.230 per dolar AS,” tutupnya.