Dirawat, Paus Terus Tanyakan Kabar di Gaza Tiap Malam
Paus Fransiskus dirawat kerana 'kondisi media yang kompleks'.
REPUBLIKA.CO.ID,VATIKAN – Paus Fransiskus dilaporkan terus menghubungi paroki di Jalur Gaza untuk menanyakan kondisi di wilayah itu, meski tengah dirawat di rumah sakit. Paus sepekan belakangan dirawat di rumah sakit karena infeksi saluran pernafasan yang oleh dokter digambarkan sebagai “situasi klinis yang kompleks.”
Dalam sebuah wawancara dengan Vatican News, Pendeta Gabriel Romanelli, pastor paroki Gereja Keluarga Kudus, satu-satunya gereja Katolik Roma di Gaza, mengatakan Paus Fransiskus menelepon dari rumah sakit pada pukul 20.00 waktu Gaza setiap malam. Kadang-kadang dia menghubungi mereka melalui panggilan video, menurut Vatikan, dan kadang-kadang melalui pesan teks.
Paus mempertahankan kontak hampir setiap hari dengan gereja ini selama agresi Israel ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023. Romanelli mengatakan bahwa dalam panggilan telepon ini, Paus Fransiskus menanyakan kabar dia dan umat paroki Palestina dan mengirimkan berkatnya kepada mereka.
“Meskipun kami mengalami pemadaman listrik di seluruh wilayah Kota Gaza, dia bersikeras dan berhasil menghubungi kami melalui panggilan video,” katanya, menurut outlet media Vatikan. Paus berusia 88 tahun itu telah menderita infeksi saluran pernapasan selama lebih dari seminggu dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Romanelli, yang sama seperti Paus, berasal dari Argentina, mengatakan kepada Vatican News bahwa Paus Fransiskus terdengar “lebih lelah” dari biasanya. "Dia sendiri berkata, 'Saya harus menjaga diri saya sendiri.' Tapi Anda bisa mendengar suaranya dengan jelas, dia mendengarkan kami dengan baik."
Paus belakangan kerap menyoroti situasi kemanusiaan yang sangat serius di Gaza sambil menyerukan pembebasan para tawanan dan gencatan senjata di daerah kantong pantai yang dilanda perang tersebut. Seruan terkininya ia sampaikan dalam pidato Natalnya akhir tahun lalu.
“Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, dimana situasi kemanusiaannya sangat buruk. Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan perang,” katanya.
Paus Fransiskus juga mengutuk serangan udara Israel di Gaza kala itu, sehari setelah seorang menteri pemerintah Israel secara terbuka mengecam Paus karena menyarankan komunitas global harus mempelajari apakah serangan militer di sana merupakan “genosida” terhadap rakyat Palestina. Paus Fransiskus membuka pidato Natal tahunannya kepada para kardinal Katolik yang memimpin berbagai departemen di Vatikan dengan merujuk pada serangan udara Israel pada Desember yang menurut petugas medis menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina di Gaza.