Bahlil Harap Danantara Bisa untuk Membiayai Hilirisasi

Investasi hilirisasi hingga tahun 2040 membutuhkan 618 miliar dolar AS.

Republika/Thoudy Badai
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengharapkan sebagian dana dari Danantara dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi. (ilustrasi)
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengharapkan sebagian dana dari Danantara dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi di Indonesia. Saat ini, pemerintah disebut sedang fokus untuk mendorong hilirisasi sebagai bagian terpenting untuk menciptakan nilai tambah.

Baca Juga


“Apa yang sudah disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa tanggal 24 (Februari), Bapak Presiden akan meresmikan satu lembaga baru yang namanya Danantara. Beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara) semua fokus di sana, yang insya Allah mudah-mudahan saja proposal kami, Bapak Presiden menyetujui bahwa sebagian Danantara dananya dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi di Republik Indonesia,” ujarnya dalam Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Berdasarkan masterplan yang telah disusun, investasi hilirisasi hingga tahun 2040 membutuhkan 618 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di 28 komoditas, antara lain di sektor kehutanan, perikanan, pertanian, perkebunan, serta pertambangan dan gas. “Jadi, kita fokus betul-betul untuk memberikan nilai tambah dalam negeri,” ujar dia lagi.

Di sisi lain, banyak pemain asing yang justru memperoleh manfaat paling besar dari hilirisasi, karena banyak investasi dan teknologi berasal dari bank-bank serta perusahaan luar negeri. Karena itu, dia menilai perbankan nasional seperti Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) bisa terlibat dalam pembiayaan investasi di sektor hilirisasi melalui kerja sama dengan bank asing.

Hal tersebut diupayakan untuk memicu pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen, lalu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapita, pembukaan lapangan kerja berkualitas, hingga menaikkan Upah Minimum Regional (UMR). Namun, Menteri ESDM menekankan agar pihak asing tak menjadi pemegang saham mayoritas dalam program hilirisasi..

“Mereka punya teknologi, mereka punya pasar. Kita sudah mulai berpikir, kita punya bahan baku, dan kita punya duit. Saya jujur aja, waktu jadi Menteri Investasi itu, merayu FDI (Foreign Direct Investment) itu memang agak ngos-ngosan karena seolah-olah dianggap kita negara yang butuh mereka, dan memang kita butuh. Kalau kita mempunyai kapital yang cukup, kita mempunyai bargaining position yang kuat. Di sinilah kita bisa sama-sama untuk mengelola sumber daya alam kita,” kata Bahlil.

Berdasarkan faktor tersebut, dia mengharapkan Presiden bisa memutuskan agar sebagian dana dari Danantara bisa diinvestasikan dalam rangka memberikan penciptaan nilai tambah di sektor hilirisasi. “Ini untuk memberikan kedaulatan bagi kita dalam rangka memanfaatkan daripada proses nilai tambah semua sumber daya alam kita yang ada di Indonesia,” katanya pula.

Prabowo optimistis

Presiden Prabowo Subianto optimistis BPI Danantara sebagai kekuatan yang akan menunjang perekonomian Indonesia pada masa depan nanti. Presiden Prabowo saat jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025) lalu, juga memastikan BPI Danantara tetap diluncurkan sesuai jadwal pada tanggal 24 Februari 2025.

"Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita, yang ada di pengelolaan BUMN itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara, Daya Anagata Nusantara," kata Presiden saat jumpa pers.

Daya, Presiden melanjutkan, berarti energi atau kekuatan, sementara Anagata berarti masa depan. Dengan demikian, Danantara berarti energi atau kekuatan untuk tanah air atau Nusantara.

"Jadi, artinya Danantara ini kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi, kekuatan masa depan Indonesia. Kekayaan negara dikelola, dihemat untuk anak dan cucu kita," kata Presiden Prabowo.

Presiden Prabowo pertama kali mengumumkan rencananya meluncurkan Danantara saat berbicara pada World Governments Summit tanggal 14 Februari 2025 dan mengatakan Danantara akan diresmikan pada 24 Februari 2025.

Danantara, yang akan menjadi sovereign wealth fund Indonesia, disebut-sebut mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS. Sementara itu, proyeksi dana awal untuk Danantara mencapai 20 miliar dolar AS.

Dana-dana yang dikelola oleh Danantara, kata Presiden, akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.

Sementara itu, Presiden Prabowo saat menghadiri acara partainya pada 15 Februari 2025 juga meminta mantan-mantan presiden dan pimpinan organisasi keagamaan untuk ikut mengawasi pengelolaan Danantara.

"Danantara adalah kekuatan energi masa depan dan ini harus kita jaga bersama. Karena itu, saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini. Saya juga berpikir kalau perlu pimpinan NU, pimpinan Muhammadiyah, pimpinan mungkin dari KWI dan sebagian lain-lain ikut juga membantu mengawasi," kata Prabowo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler