Gagal Jadi Pesepakbola Ismantri Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Empat Lawang
Kehadiran PT Kendi Arindo juga berdampak pada operasional dengan adanya penyebaran tenaga kerja lokal, peluang kerja pada sektor pertanian, perikanan, bengkel, dan pengolahan makanan.
KINGDOMSRIWIJAYA – Sosok ini masa kecilnya, waktu masih di sekolah dasar (SD) kerap ada di Masjid Taqwa di Jalan Telaga, Palembang. Setiap hari sepulang sekolah berada di sekitar masjid menjaga sandal dan sepatu jemaah yang menunaikan salat. Setelah menginjak masa remaja saat bersekolah di tugas beralih menjadi penjaga parkir sepeda motor.
Semua itu menjadi bagian dari perjalanan hidup Ismantri, sosok pria kelahiran 19 Desember 1965, yang kini bekerja di sebuah perusahaan perkebunan karet PT Kendi Arindo. Sebelum berlabuh di perusahaan yang berkantor pusat di Bandarlampung, setelah meraih gelar Insinyur (Ir) dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) tahun 1990, Ismantri telah berulang kali pindah pekerjaan dan perusahaan.
“Lulus dari Fakultas Pertanian Unsri saya sempat menjadi Assisten Dosen Arsitektur Landskap. Tahun 1991 diterima bekerja di PT Musi Hutan Persada sebuah perusahaan hutan tanaman industri atau HTI. Di sini saya bekerja selama 15 tahun”, katanya.
Kemudian selama tahun 2006 – 2007, Ismantri sempat bekerja berpindah-pindah pada tiga perusahaan HTI, yakni PT Bumi Pratama Usaha Jaya, PT Tunas Hutan Pratama dan PT Sumatera Prima Fibreboard. Pada tahun 2007 ia pindah kerja ke PT Barito Pacific Group yang juga masih bergerak di HTI. Sejak 2011, alumnus SMAN I Palembang ini hijrah ke PT Kendi Arindo menjabat sebagai kepala cabang.
PT Kendi Arindo (KA) adalah perusahaan swasta nasional yang beroperasi di wilayah Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel). Perusahan ini kini tengah membuka perkebunan karet (Hevea brasiliensis) berada dalam dua wilayah Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Saling, seluas 9.250 hektar.
Arang Kayu
Sebagai kepala cabang, Ismantri bukanlah pimpinan yang selalu berada di belakang meja dalam ruangan ber-AC yang sejuk. Hampir setiap hari biasa bertemu dengan karyawan dan warga masyarakat sekitar lokasi perkebunan. Ismantri adalah seorang pekerja ulet dan tidak suka hanya sekedar menerima laporan dari karyawannya.
Saat PT Kendi Arindo pertama kali masuk ke Kabupaten Empat Lawang, yang dilakukan perusahaan ini bukan langsung membabat alas atau land clearing menghabiskan seluruh tanaman yang ada.
Sebelum menjadi perusahaan yang bergerak di perkebunan karet, PT Kendi Arindo di Empat Lawang tempat Ismantri bekerja merupakan perusahaan bergerak di bidang produksi dan ekspor barang kayu atau arang kayu, sesuai dengan SK Bupati No 525/ 422/ KEP/ HUTBUNTAMEN/ 2013 tertanggal 8 Mei 2013. Semua berawal dari sampah kayu, akhirnya membuat limbah kayu jadi bermananfaat. Manfaat kayu sisa itu adalah yang terendah yaitu menjadikan limbah itu jadi arang.
“Untuk produksi arang kayu, perusahaan menggunakan bahan baku kayu yang ada di area PT Kendi Arindo. Untuk memproduksi arang kayu perusahaan membuat delapan tanur, yaitu alat yang biasa digunakan untuk proses pembuatan arang. Untuk pembuatan arang melibatkan warga sebagai pembuat arang. Arang kayu ini diekspor ke negara-negara Eropa melalui pelabuhan di Lampung”, kata Ismantri.
Menurut Ismantri, “Perusahaan menyadari bahwa sebagian besar wilayah yang diakuisisi ditumbuhi pepohonan dari berbagai jenis, sistem silvikultur direvisi menggunakan apa yang kami sebut sebagai ‘Sistem Hutan Terlindung Kendi’ atau yang dikenal secara lokal sebagai ‘Tanaman Lestari’, denganhanya membuang semua liana dan gulma yang mengganggu untuk menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan bibit pohon, pohon muda dan tiang sebagai sumber daya masa depan untuk produksi arang”, ujarnya.
Dengan pola ini, Ismantri menjelaskan, dilakukan untuk menjaga hubungan dengan mantan pemilik lahan yang diakuisisi PT Kendi Arindo. “Perusahaan melibatkan masyarakat sekitar menjadi kewajiban perusahaan, khususnya untuk peningkatan pengetahuan, kemampuan, kapabilitas dalam pelaksanaan pembangunan tanaman, sehingga ke depan akan dibuat semacam bagian riset dan teknologi dengan bentuk seperti pusat pelatihan petani”, kata Ismantri.
Terhadap lahan yang diakusisi perusahaan, PT Kendi Arindo masih memberikan kesempatan kepada mantan pemilik lahan untuk bersama-sama memanen lahan yang telah ditanami dengan karet, kopi, kacang-kacangan, dan durian dengan sistem bagi hasil.
“Untuk tanaman karet yang masih produksi menghasilkan lateks masih di garap mantan pemilik kebun, kemudian dilakukan bagi hasil. Demikian juga untuk mengumpulkan hasil seperti buah durian, kacang-kacangan, dan kopi termasuk madu. Setelah dipanen juga dilakukan bagi hasil dengan perusahaan. Perusahaan juga membantu penyiapan lahan, penanaman, perawatan, dan lain-lain. Pola ini untuk mempromosikan hasil hutan bukan kayu”, kata Ismantri.
Dengan cara seperti ini, warga yang sebelumnya pemilik lahan masih bisa mendapatkan hasil dari tanaman kebun yang tanam sampai masa perusahaan akan memanfaatkan kebun tersebut. “Mereka masih bisa panen durian atau kopi”, ujarnya. Berkat kepedulian seperti ini, Ismantri dan PT Kendi Arindo pada 2018 diganjar CSR Award dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagai kepala cabang, Ismantri juga berbagi kepeduliannya pada pendidikan karyawan dan warga di sekitar perusahaan. Ada Paket Pembelajaran B atau Kejar Paket B (setara dengan SMA) sebanyak 7 orang, Paket C (setara dengan SMP) sebanyak 2 orang, Pendidikan Informal kepada 12 orang. Juga ada kursus untuk Penilai Kayu sebanyak 2 orang, pelatihan tenaga keamanan sebanyak 4 orang, SHE (1 orang), pelatihan ISO 14001: 2014 (2 orang).
Juga ada pendidikan Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan (2 orang), pelatihan Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 (1 orang). “Perusahaan juga mengadakan Sekolah Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup, Program Penghijauan Sekolah dan Dukungan Sekolah untuk Anak-anak yang tidak mampu”, ujar Ismantri.
Kehadiran PT Kendi Arindo juga berdampak pada operasional dengan adanya penyebaran tenaga kerja lokal, peluang kerja pada sektor pertanian, perikanan, bengkel, dan pengolahan makanan.
Kehadiran Ismantri bersama PT Kendi Arindo di Empat Lawang telah ikut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, keamanan lokal, pendidikan dan kesehatan lokal, menjalni kerjasama dengan instansi pemerintah daerah, kepolisian dan TNI setempat.
Sebagai perusahaan perkebunan, status lahan PT Kendi Arindo berada di kawasan areal peruntukan lain sebagai unit usaha perkebunan karet dan industri kimia dasar organik. Perusahaan ini kini memiliki 47 karyawan dengan 73 persen adalah warga lokal Kabupaten Empat Lawang. Sampai kini luas lahan yang sudah dibebaskan 2.527,62 Ha.
Di atasnya ada jenis tanaman lestari seluas 2.373 Ha dan tanaman murni akasia atau eucalyptus 60 Ha, tanaman karet seluas 40 Ha, tanaman sawit 32 Ha dari 54 Ha yang direncanakan. Dari luasan tersebut sudah dilakukan inventarisasi tegakan kayunya maka terdapat potensi kayu lebih kurang 370.000 m3 dengan 102 jenis tanaman dengan proporsi jenis kelas rimba campuran 95 persen, kelas meranti 3 persen, dan kelas kayu indah 2 persen.
Ismantri Pesepakbola
Usia 7 tahun Ismantri sudah bisa mendapat penghasilan sendiri, sebagai penjaga sandal dan sepatu jemaah Masjid Taqwa, seiring usia yang bertambah menjadi penjaga parkir motor jemaah masjid. “Dari penjaga sandal dan penjaga parkir motor saya bisa dapat uang untuk belanja”, ujarnya mengenang masa kecilnya.
Pada saat sekolah dasar di SD Persit di Jalan Senopati, Palembang setiap hari Ismantri membantu ibunya yang membuka warung nasi berjualan di Pasar Gubah. Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah ia membantu ibunya belanja ke pasar untuk memberi bahan kebutuhan warung. “Waktu itu sangat hafal harga sayuran dan ikan. Setelah membantu belanja langsung berangkat ke sekolah”, ujarnya.
Perjalanan hidup Ismantri tak selamanya berjalan mulus dan lancar-lancar saja, saat di SD Persit dirinya sempat dikeluarkan dari sekolah karena telat membayar SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), padahal saat itu ia yakin naik kelas, namun karena tidak membayar SPP akibat kesulitan ekonomi keluarga ia harus stop out dulu. Setelah SPP dibayar, Ismantri masuk kelas lagi.
Tamat dari SD, Ismantri melanjut sekolah ke SMP FKIP-FIP Sriwijaya, untuk berangkat ke sekolah, bocah SMP yang suka bermain sepak bola ini kerap ikut tumpangan kendaraan temannya untuk berangkat ke sekolah. Lulus dari SMP, Ismantri di terima di SMAN I Palembang beralamat di Jalan Srijaya Negara.
Lulus dari SMA tahun 1984 Ismantri bercita-cita masuk Akabri, “Waktu itu berangkat sampai ke Magelang di sana gagal, jadi pulang kembali Palembang. Kemudian sempat juga ikut tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru atau Sipenmar juga gagal”, katanya.
Lalu Ismantri menekuni kembali kesukaannya bermain sepak bola yang sudah dilakoni sejak SMA. “Waktu SMA saya sudah jadi pemain bayaran kecil-kecilan saat memperkuat kesebelasan Bank BRI, sempat bertanding sampai ke Lampung. Uang dari honor pembayaran main sepak bola itu digunakan untuk bayar SPP. Setelah tamat SMA sempat ditawari jadi Satpam BRI, tapi saya tolak karena tetap ingin kuliah”, ujarnya.
Semasa menganggur setelah tamat SMA, Ismantri sempat mengikuti kursus di Winoto, tapi itu hanya berlangsung satu bulan, lalu berenti karena tidak sanggup membayar uang kursus.
Ismantri yang bersaudara 12 orang tahun 1985 kembali mengikuti tes Sipenmaru, walau saat itu orang tua membatasi pendidikan sampai SMA. Namun tekad Ismantri tidak terbendung, kali ini ia diterima di Fakultas Pertanian Unsri. Lalu berkuliah sampai kemudian lulus menjadi sarjana dan sempat menjadi asisten dosen selama satu tahhun mata kuliah arsitektur landskap di almamaternya.
Sejak itu Ismantri berkhidmat pada bidang yang sesuai dengan ilmu yang digeluti di Fakultas Pertanian berkaitan dengan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Kini bersama PT Kendi Arindo ia tersebut mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi lokal di sekitar wilayah perusahaan, warganya mendapat bantuan pendidikan dan juga kesehatan. Semua itu ia lakukan bermula dari kesederhanaan, kegigihan, keuletan, ketekunan dan semangat. (aina rumiyati aziz/ maspril aries)