Sambut Ramadhan, MLH Muhammadiyah Gelar Workshop Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan hutan dinilai harus dilakukan dengan bijak.

Dok MLH Muhammadiyah
Workshop pemanfaatan hutan di Padang, Sumbar pada 20-21 Februari 2025
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar dua kegiatan utama yang berfokus pada pemanfaatan hutan dan pengembangan Eco Village. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga


Agenda pertama yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Ramadhan adalah workshop "Optimalisasi Pemanfaatan Hutan: Menjaga Keseimbangan Ekologi dan Kesejahteraan Masyarakat" yang berlangsung pada 20-21 Februari 2025 di Hotel Santika, Padang, Sumatera Barat. 

Acara ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sumatera Barat dan menghadirkan narasumber ahli seperti Khalifah Muhammad Ali (Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor), Catur Endah Prasetyani (Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI), serta Mgo Senatung (Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan Dinas Kehutanan Sumatera Barat).

Dalam sambutan pembukaan, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menekankan pentingnya pengelolaan hutan berbasis komunitas. "Pemanfaatan hutan harus dilakukan dengan bijak agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Muhammadiyah siap berkontribusi dalam pelestarian lingkungan," ujar dia lewat keterangan tertulis.

Sementara itu, Ketua MLH PP Muhammadiyah, M. Azrul Tanjung, menyampaikan bahwa peran organisasi masyarakat sangat vital dalam mengembangkan konsep hutan lestari. "Kita ingin mendorong umat untuk lebih aktif dalam pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat dan ramah lingkungan," katanya.

Pelaksanaan workshop ini tidak terlepas dari meningkatnya tekanan terhadap ekosistem hutan akibat eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Hutan, yang memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologis, kini menghadapi ancaman deforestasi yang berdampak pada perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan krisis sumber daya bagi masyarakat lokal. 

Oleh karena itu, MLH PP Muhammadiyah memandang perlunya mendorong pemanfaatan hutan berbasis masyarakat yang tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga menjaga fungsi ekologisnya. 

Setelah workshop di Sumatera Barat, MLH PP Muhammadiyah melanjutkan agenda dengan program Eco Village dan penanaman pohon pada 22 Februari 2025 di Kawasan Kelompok Tani Hutan (KTH) Sedyo Makmur, Gunungkidul, Yogyakarta. 

Acara ini melibatkan 50 peserta dari MLH PP Muhammadiyah, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah, serta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sebanyak 1000 pohon ditanam sebagai bagian dari upaya rehabilitasi lahan kritis dan peningkatan ketahanan ekosistem lokal.

 

Pemilihan KTH Sedyo Makmur sebagai lokasi penghijauan bukan tanpa alasan. KTH ini telah dikenal sebagai contoh sukses dalam mengelola Hutan Kemasyarakatan (HKM) secara berkelanjutan, menggabungkan aspek konservasi dengan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menjaga keseimbangan lingkungan sambil tetap mendukung kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, anggota KTH Sedyo Makmur juga aktif dalam mengembangkan berbagai program berbasis lingkungan, seperti agroforestri dan ekowisata. “KTH Sedyo Makmur bukan hanya menjaga hutan, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat sekitar mendapatkan manfaat ekonomi dari lingkungan yang lestari. Ini yang perlu ditiru oleh kelompok lain,” ujar Mardi Mulut, Ketua KTH Sedyo Makmur.

Djihadul Mubarak, SE., MH, Sekretaris MLH, dalam sambutannya menekankan pentingnya memasuki bulan Ramadan dengan aksi nyata untuk lingkungan dan masyarakat. “Menanam pohon adalah bentuk kepedulian kita terhadap alam dan masa depan generasi mendatang. Dengan menanam 1000 pohon ini, kita tidak hanya menghadapi kekeringan, tetapi juga membangun ketahanan ekosistem yang lebih baik,” ujarnya.

Dr. Gatot Supangkat, ketua LPM UMY menyampaikan “Harapan saya, aksi seperti ini bisa menjadi budaya yang terus kita lakukan. Jangan hanya berhenti di 1000 pohon ini. Kita harus terus berupaya untuk menjaga bumi kita tetap hijau dan lestari. Ramadan adalah momen refleksi dan perbaikan diri, jadi mari kita mulai dari hal yang nyata: mencintai dan menjaga alam kita,” pungkas Gatot.

Menutup rangkaian kegiatan ini, Djihadul Mubarok menegaskan bahwa kedua agenda ini merupakan bagian dari semangat Tarhib Ramadhan Muhammadiyah. Selain itu, MLH PP Muhammadiyah juga telah merancang agenda lanjutan untuk bulan Ramadhan mendatang, yaitu Series Kajian Green Ramadhan dan Focus Group Discussion (FGD) Green Hajj.

"Lingkungan yang sehat adalah bagian dari ibadah. Menjaga alam adalah bentuk pengabdian kita kepada Tuhan dan generasi mendatang. Kami juga akan mengangkat isu-isu lingkungan dalam perspektif keislaman melalui kajian Ramadhan dan FGD terkait Green Hajj," katanya.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian lingkungan, MLH PP Muhammadiyah terus berkomitmen dalam mendorong aksi nyata bagi kelestarian alam.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler