Trump: Israel akan Pimpin Serangan ke Iran Jika Negosiasi Nuklir Gagal

"Israel jelas akan sangat terlibat (dan) akan menjadi pemimpinnya," kata Trump

Pool via AP
Presiden Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Senin, 7 April 2025.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perundingan program nuklir Iran akan dimulai di Oman pada Sabtu (12/4/2025). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (9/4/2025) menyebut opsi militer tetap ada jika kesepakatan gagal diraih dan Israel akan memimpin serangan terhadap Iran.

"Bersama Iran, jika dibutuhkan aksi militer, kita akan menggunakan aksi militer," kata Trump dikutip Ynet.

"Dan Israel jelas akan sangat terlibat (dan) akan menjadi pemimpinnya," kata Trump menambahkan.

Pernyataan itu dilontarkan Trump setelah sebelumnya pada Senin (7/4/2025), Trump mengeklaim pembicaraan langsung antara AS dan Iran akan mulai digelar pada Sabtu. Ia pun berharap kesepakatan akan dicapai dalam perundingan itu.

"Kami akan menggelar pembicaraan secara langsung dengan Iran. Sudah dimulai, dan akan dilaksanakan pada Sabtu," kata Trump saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

Trump tidak memberikan detail terkait perundingan pada Sabtu, namun menggambarkan pertemuan itu sebagai "sebuah pertemuan besar".

Pada Selasa (8/4/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan potensi bahaya dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Ia menegaskan, bersama Trump, Israel sepakat bahwa Iran tidak boleh memiliki bom nuklir.

"Kami setuju bahwa Iran tidak boleh punya senjata nuklir. Ini bisa diselesaikan lewat perjanjian, tapi hanya lewat perjanjian ala-Libya: Mereka meledakkan sendiri instalasi (nuklir), melucuti semua insfrastruktur di bawah pengawasan Amerika, ini akan bagus," kata Netanyahu dikutip Jewish News Syndicate.

"Kemungkinan kedua, mereka menghambat pembicaraa, dan di sanalah opsi militer diambil. Semua memahami ini. Kami membahas (opsi militer) panjang hal ini," Netanyahu menambahkan.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi pada Selasa mengonfirmasi negosiasi soal program nuklir bersama AS. Namun ia membantah bahwa perundingan itu bersifat langsung.

"Iran dan Amerika Serikat akan bertemu di Oman pada Sabtu untuk pembicaraan tidak langsung tingkat tinggi," kata Araghchi lewat unggahan di X.

 

Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Lindsey Graham mengklaim bahwa Iran saat ini memiliki stok uranium untuk membuat enam bom nuklir. Namun, Graham tidak menyertakan bukti atau sumber informasi atas klaimnya itu.

"Mereka memiliki cukup uranium untuk membuat enam bom nuklir," kata Graham kepada Fox News dalam sebuah wawancara.

"Mereka akan menggunakannya. Iran sangat dekat dengan pembuatan enam bom nuklir. Mereka akan membunuh Israel. Mereka akan menyerang kita," kata Graham menambahkan.

Sebelumnya, Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla pada 7 Maret lalu mengatakan, bahwa Teheran belum membuat keputusan untuk membuat bom nulir. Pernyataan Kurila sejalan dengan keterangan Presiden Iran Masoud Pezeshkian kepada NBC News pada pertengahan Januari bahwa Teheran tidak mengejar tujuan membuat bom atom.

senjata mematikan Iran. - (national interest sputnik)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler