Ini Penyakit yang Jadi Musuh Nomor Satu Jamaah Haji Asal Indonesia

Sekitar 90 persen jamaah haji dari berbagai negara mengalami masalah kesehatan paru.

Dok Pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama
Rep: Muhyiddin Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan masalah kesehatan yang paling banyak dialami jamaah haji dan umroh dari berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Baca Juga


Hal ini disampaikan Tjandra saat menjadi pembicara dalam acara Workshop Pelatihan Tenaga Dokter Haji Khusus yang digelar Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) di Jakarta, Sabtu (19/4/2025). 

"Saya sampaikan bahwa infeksi paru dalam bentuk ISPA dan Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama jamaah haji dan umroh dari berbagai negara, termasuk Indonesia tentunya," ujar Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (20/4/2025). 

Dia menjelaskan, hasil penelitian jurnal ilmiah internasional membuktikan bahwa sekitar 90 persen jamaah Haji dari berbagai negara ternyata mengalami masalah kesehatan paru dan pernapasan, dalam berbagai bentuknya. "Karena itu upaya pencegahan, seperti perilaku hidup sehat, penggunaan masker dan vaksinasi menjadi penting," ucap dia. 

Namun, lanjut dia, tentu saja ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi, seperti penuhnya kerumunan orang yang memudahkan penularan, debu dan polusi udara, serta daya tahan tubuh yang mungkin menurun karena aktifitas fisik dan kelelahan.

"Data kita juga menunjukkan bahwa ARDS (Adult/acute Respiratory Disease Syndrome) merupakan salah satu penyebab kematian utama akibat penyakit paru pada jamaah haji kita," kata Prof Tjandra. 

Peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi Calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 Hijriah/2025 Masehi mengikuti sesi kegiatan tactical floor game di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (19/4/2025). - (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

 

 

Selain Pneumonia karena bakteri dan virus, kata dia, jamaah haji Indonesia juga perlu mewaspadai penyakit khusus seperti MERS-CoV yang memang bermula dari jazirah Arab dan ditularkan oleh Unta berpunuk satu.

"Selain masalah infeksi Paru, maka perlu juga dapat perhatian penyakit paru tidak menular, seperti Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)," jelas Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini. 

Karena itu, tambah dia, pengetahuan dan kemampuan penanganan kesehatan paru oleh para dokter dan petugas kesehatan Indonesia yang melayani jamaah Haji dan umroh memegang peranan penting dalam pengendalian masalah kesehatan paru pada jamaah. 

"Semoga jemaah umroh kita, dan juga jamaah haji yang akan mulai berangkat pada awal Mei beberapa minggu lagi akan dapat menjalankan ibadahnya dengan khusus, mendapat haji dan umroh yang mabrur, dan terhindar dari masalah penyakit paru dan pernapasan yang serius," kata Tjandra.

Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2025/1446 - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler