Jamaah Haji Indonesia Nikmat Makanan Aroma Tanah Air dengan Kualitas Terjamin
Jamaah diminta mengonsumsi makanan sesuai dengan waktunya.
REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia kini bisa menikmati makanan di tanah suci dengan aroma lokal tanah air. Pengawas konsumsi katering haji PPIH Arab Saudi Dadang Suratman mengatakan, jamaah haji tahun ini sudah mendapatkan bumbu asli dari Indonesia dengan harapan aroma bisa dimunculkan di Saudi.
Rasa dan aroma Indonesia disiasati dengan membuat bumbu jadi dari Indonesia. "Bumbu dalam bentuk pasta yang fresh untuk menu Indonesia," ujarnya kepada MCH di Madinah, Senin (5/5/2025).
Menurut Dadang, setelah pandemi Covid-19 selesai, makanan kepada jamaah diberikan sebanyak tiga kali yakni makan pagi, siang dan malam. Beberapa menu itu seperti nasi uduk, telur dadar orek kacang dan lauk lainnya. "Lalu ditambah buah buahan (wajib). Buah di cycling selalu ada puding, pisang dan jeruk. Menggunakan kualitas buah terbaik dan tiap jumat ditambah kurma," ujarnya.
Adapun khusus menu tiap Jumat, menurut Dadang, ada nasi Arab, ayam panggang dan kurma. Proses masak memasak konsumsi pagi dimulai sejak malam. Kemudian sampai hotel sekitar pukul 06.00. "Proses kemas sekitar jam 1 atau 2 jam," tuturnya.
Persyaratan untuk pengiriman ke hotel, jelasnya, harus menggunakan heater atau pemanas. "Di hotel harus ada agar selalu hangat. Suhu harus 80 derajat."
Lantas supaya makanan tidak bermasalah dan terjamin, kata ia, ditutup boks yang sudah ketentuannya. Kemasan ditutup dengan alumunium foil agar lebih efektif hangat dalam durasi fresh lama.
Hal yang terpenting lain yakni makanan dimakan sesuai waktunya sehingga tidak ada yang basi atau tercemar. "Ada aturan makan dimana makan pagi sampai jam 9 pagi setelah itu harus dibuang kalau tidak dimakan. Jamaah harus diedukasi," ujarnya.
"Jam 11 dikirim expired jam 16.00 sudah gak boleh dimakan. Makan malam diantar jam 7 dan tidak boleh lebih jam 21," katanya menambahkan.
Setiap konsumsi, jelasnya, juga ada sample yang harus dites di PPIH dan KKHI. Setelah makanan dikirim ke hotel. "Di hotel dicek petugas +KKHI nanti ada lagi petugas yang mengecek ke daerah."
Rempah Indonesia tak terlalu menyengat
Aroma bawang goreng, cabe hijau, dan bumbu gepuk menyeruak di sebuah dapur besar di Madinah, Arab Saudi. Namun ini bukan warung makan biasa, melainkan dapur katering haji Indonesia bernama Uhud Taibah for Catering, tempat makanan ribuan jemaah dimasak setiap harinya.
Pada Ahad malam, 4 Mei 2025 pukul 23.00 WAS atau Senin dini hari WIB, Media Center Haji Daker Madinah berkesempatan mengunjungi dapur yang terletak di Jalan Pangeran Nayef Bin Abdulaziz. Tur dimulai dari dapur kering tempat tim meracik ulang bumbu siap pakai dari Indonesia. Lalu masuk ke hot room, ruang memasak utama dengan panci-panci raksasa.
Chef Muhammad Suhendi asal Cisarua Bogor dari Perusahaan Uhud Taibah for Catering mengatakan, Pemerintah Indonesia membantu sekali untuk memudahkan proses memasak karena sudah ada di bumbu siap pakai. "Semua bumbu dan rempah asli Indonesia yang dibawa ke Tanah Suci," katanya.
Menurut Suhendi, rempah rempah Indonesia tidak terlalu menyengat seperti menu Arabian. Karena itu pemerintah Indonesia memberikan bumbu dan rempah rempah untuk masakan Indonesia.
"90 persen bumbu dari Indonesia. PLIH sudah memilih menu dan di rolling menunya sehingga jamaah haji ibadah tenang makan enak dan sesuai kebutuhan.
Daftar menu disiapkan daftar panitia haji Indonesia," ujarnya.