Ketua MPR Sampaikan Duka atas Meninggalnya Lee Kuan Yew

ROL/Fian Firatmaja
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan menyampaikan duka yang sangat mendalam bagi rakyat Singapura atas meninggalnya Pemimpin Besar Bangsa Singapura, Lee Kuan Yew. Bukan hanya bangsa Indonesia, Asean, Asia bahkan dunia internasional kehilangan seorang negarawan. Pada Senin, (23/3), Lee Kuan Yew meninggalkan untuk selamanya. Lew Kuan Yew adalah Perdana Menteri Singapura dari tahun 1959-1990. 


 

Di bawah Lee Kuan Yew, selama 30 tahun, negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia itu berkembang pesat dari negara yang kumuh tak teratur menjadi negara metropolis, rakyat patuh, dan tertib di semua kehidupan. 

 

Menurut Ketua MPR, banyak pelajaran yang bisa kita raih dari kepemimpinan Lee Kuan Yew. Singapura negara yang tak memiliki sumber daya alam bisa menghidupi dirinya semua berkat jasa Lee Kuan Yew bagaimana ia membangun manusianya dengan orientasi pada sumber daya manusia. Sumber daya manusia itulah yang membuat negara itu seperti magnet bagi bangsa lain untuk datang ke Singapura. Orang datang ke Singapura bukan untuk mencari sumber daya alam namun melihat bagaimana sumber daya manusia yang begitu tertib, disiplin, dan tepat waktu.

 

Selama Lee Kuan Yew memimpin Singapura, hubungan bilateral  Indonesia dengan Singapura terjalin dengan baik. Kita tentu berharapan hubungan baik ini bisa terus berjalan bahkan ditingkatkan di semua bida kehidupan.

 

"Tak heran  Negara yang tak memiliki sumberapa-apa itu berkat Lee Kuan Yew mampu menjadi negara yang menjadi apa-apa," kata Zulkifli.

 

Selama masa kepemimpinan Lee sepanjang tiga dasawarsa, Singapura berkembang dari negara golongan Dunia Ketiga menjadi salah satu negara maju di dunia, walaupun dia mempunyai sedikit penduduk dan minimnya sumber daya alam. Lee kerap berkata bahwa satu-satunya sumber daya alam Singapura adalah rakyatnya dan ketekadan dalam bekerja. 

 

Ia dihormati oleh banyak rakyat Singapura, terutama generasi lansia yang mengingat karakter kepimimpinannya yang bersemangat selama kemerdekaan dan perpisahan dari Malaysia. Lee diakui sebagai arsitek kemakmuran Singapura pada masa kini, meskipun peran itu juga dilaksanakan oleh Wakil PM Goh Keng Swee yang mengurusi bidang ekonomi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler