Pandawa Lima Jadi Simbol Kemenangan Pancasila

MPR
Pagelaran wayang kulit di Blitar memperingati hari lahir Pancasila
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- MPR mengadakan pagelaran wayang kulit di halaman kantor pemerintah kota Blitar, Sabtu (30/5). Pagelaran wayang ini masih dalam rangkaian peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni di Blitar, Jawa Timur. Dalang dalam pagelaran ini adalah Cahyo Kuntadi dengan membawakan lakon "Pandawa Boyong". Lakon ini menceritakan tentang Pandawa Lima yang menjadi simbol Pancasila membangun sebuah negara.

Inti cerita adalah bagaimana Pandawa Lima setelah memenangkan Baratayuda lalu pindah (boyong) ke negara Astina yang saat itu dalam keadaan memprihatinkan. Menurut dalang Cahyo Kuntadi, Pandawa Lima disemboyankan lima sila dalam Pancasila.

Pertama, Kuntodewo sebagai simbol ketuhanan yang maha esa. Kedua, Werkudoro sebagai simbol sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab). Ketiga, Arjuno sebagai simbol persatuan. Keempat, Nakula sebagai simbol sila keempat. Kelima, Sadewa sebagai simbol keadilan sosial.

"Dengan Pandawa Boyong bisa mengembalikan kejayaan negeri Astina. Ini untuk mengingat, memahami, dan mempelajari Pancasila," kata Cahyo Kuntadi.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler