Moreno Soeprapto Pernah Ditawari Pindah Warga Negara
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Politisi muda Partai Gerindra Moreno Soeprapto menyita perhatiana peserta seminar nasional di Bukit Zaitun Kota Batu, Malang, Selasa sore (30/6). Moreno yang berasal dari dapil Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang adalah narasumber terakhir dari lima narasumber tampil di seminar yang diselenggarakan Fraksi Gerindra bekerjasama dengan YPPII (Yayasan Pelayan Pekabaran Injil Indonesia).
Ia berbicara mengenai peran generasi muda dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Empat Pilar, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Generasi muda adalah garda terdepan dalam melanjutkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Tanpa pemuda mustahil bangsa ini lahir," kata mantan pembalap Formula 3 ini.
Menurut putera pembalap nasional Tinton Soeprapto ini, bangsa Indonesia harus menghargai sejarah, menghargai para leluhur, untuk bekal kita maju ke depan. Sebagai generasi muda, Moreno menyatakan, tantangan ke depan cukup berat. Indonesia sebentar lagi akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Godaan-godaan cukup juga berat.
Anggota MPR Fraksi Gerindra ini lalu menceritakan apa yang dialaminya ketika masih menjadi atlet pembalap. Pada 2004 ketika akan naik kelas dari Formula 3 ke Formula 1 ia mendapat tawaran dari putera salah satu pejabat di negara lain untuk menjadi warga negaranya.
Tawarannya cukup menantang. Jika dia mau terima tawaran itu, dia akan mendapat bayaran 40 juta Poundsterling. Mendapat tawaran itu Moreno pun meradang. "Saya rasa mau menangis. Bagaimana mungkin saya menerima, di mobil balap saya tulis kata-kata: "Visit Indonesia."
Sebagai generasi muda, kata dia, dia tetap tetap bangga dengan Indonesia, Maka, Moreno pun menolak tawaran tersebut. "Saya tetap berada di bawah merah putih," ujar Moreno.