DPD: Kurikulum Bela Negara Harus Dikemas dengan Menarik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menilai kurikulum bela negara memang diperlukan bagi generasi muda saat ini.
Wakil Ketua Komite III DPD yang membidangi persoalan pendidikan, Fahira Idris mengatakan salah satu muatan penting dari Program Bela Negara adalah menyadarkan generasi muda bahwa saat ini mereka sedang dijajah dan dilemahkan.
Menurutnya pemerintah harus mengemas semua materi menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan begitu, setelah selesai dari Program Bela Negara, anak-anak muda ini menjadi pribadi tangguh, disiplin, punya kepekaan sosial, jujur, berkarakter, dan pastinya cinta tanah air.
"Gunakan multimedia, video, animasi, dan sebagainya. Paling penting juga pemberi materi harus sosok yang bisa menginspirasi anak-anak muda kita bahwa wajah Indonesia ke depan ada di tangan mereka," ujarnya, Selasa (20/10).
Saat ini, jumlah pemuda Indonesia tercatat sebanyak 87 juta jiwa. Bahkan di tahun 2020, Indonesia akan mengalami ‘bonus demografi’ di mana angka penduduk usia muda produktifnya akan jauh lebih besar dari angka penduduk usia lainnya.
Jumlah yang besar ini, menurut Fahira, dapat menjadi potensi sebagai motor penggerak perubahan bangsa apabila dibarengi dengan pemuda yang berkualitas. Sebab itu, Program Bela Negara terutama fokus kepada generasi muda, menjadi sangat krusial.