Daerah Pinggiran Indonesia Butuh Pembangunan Infrastruktur Pendidikan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite III DPD, Fahira Idris mengatakan gerak cepat pemerintah membangun infrastruktur di pinggiran Indonesia patut diapresiasi. Namun komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari wilayah pinggiran tampaknya harus lebih diperluas.
Menurutnya, pembangunan hendaknya tidak hanya difokuskan untuk membangun infrastruktur fisik seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan bandara, hingga pasar, tetapi juga diarahkan untuk membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana di bidang pendidikan.
"Daerah pinggiran (terpencil, terluar, dan tertinggal) juga sangat membutuhkan pembangunan sarana dan prasana pendidikan, mulai dari sekolah, perpustakaan, laboratorium, tempat tinggal untuk para guru, hingga infrastruktur penunjang seperti telekomunikasi dan jaringan internet," ujarnya saat memperingati Hari Pendidikan Nasional, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (2/5).
Fahira melanjutkan, meski telah ada otonomi daerah, pemerintah pusat harus 'mengintervensi' pembangunan sarana dan prasarana di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal yang ada di seluruh Indonesia.
Intervensi dibutuhkan agar ada percepatan pembangunan berbagai sarana dan prasarana pendidikan di daerah-daerah yang memang baik secara geografis dan sumber daya alam dan manusia punya keterbatasan.
Dia menyebut membangun infrastruktur fisik di daerah pinggiran penting, tetapi membangun manusianya jauh lebih penting dan caranya dengan menyempurnakan infrastruktur pendidikan di daerah tersebut termasuk juga penyediaan tenaga pengajar yang berkualitas.
"Pendidikan itu kan investasi, tidak akan sia-sia APBN kita diperuntukkan untuk itu," ucapnya.
Tantangan terbesar dunia pendidikan di Indonesia adalah luasnya cakupan wilayah Indonesia dan masih belum sempurnanya kualitas pendidikan (sistem belajar mengajar, kompetensi guru, infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan rendahnya minat baca).
Kompleksitas masalah inilah yang mengakibatkan pemeringkatan tingkat pendidikan Indonesia di dunia masih terus berkutat di papan bawah. Kondisi tersebut menjadi tugas berat bangsa Indonesia.
Negara-negara yang cakupan wilayah tidak luas dan penduduknya sedikit, tidak seberat Indonesia dalam membenahi kualitas pendidikannya. Untuk itu, kata Fahira, infrastruktur pendidikan menjadi kunci dan jika ini terwujud, peringkat pendidikan kita akan melesat.
"Semoga ke depan, selain meresmikan proyek infrastruktur, Pak Jokowi juga meresmikan berbagai infrastruktur pendidikan di daerah-daerah," katanya.