Munculnya Pemahaman Agama yang Keliru Jadi Tantangan Bangsa
REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Wakil Ketua MPR RI Evert Ernest Mangindaan menjadi narasumber utama Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI, DPRD Kota Tomohon dan Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) kota Tomohon, Kamis (21/7).
Saat membawakan materi sosialisasi, Mangindaan memaparkan soal TAP MPR No.VI Tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan soal Tantangan Kebangsaan. Menurutnya tantangan bangsa ini sangat berat berasal dari dalam dan global.
Salah satu contoh tantangan kebangsaan dari dalam adalah masih lemahnya penghayatan dan pemahaman sebagian rakyat soal ajaran agama serta munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit. Hal tersebut sangat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
"Indonesia perlu memiliki pemimpin yang paham betul akan hal ini dan mampu menyelesaikannya. Rakyat Indonesia juga butuh model panutan atau teladan agar bisa menjadi contoh yang baik," imbuhnya.
Diutarakan Mangindaan, Indonesia juga dihadapkan kepada tantangan global antara lain persaingan ketat antar bangsa. Yang paling berbahaya adalah makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalan perumusan kebijakan nasional. Semua ini harus betul diperhatikan dan selalu waspada.
"Indonesia juga diserbu kemajuan teknologi seperti gadget, media sosial atau games. Semua kemajuan itu ada baik dan buruknya. Kita harus bijak dalam menggunakannya jangan sampai jati diri bangsa tergerus," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Walikota Tomohon sangat mengapresiasi kiprah sosialisai empat pilar MPR RI. Menurutnya pemahaman Pancasila dengan benar akan menjadi solusi untuk segala rongrongan dan gangguan baik dari dalam dan luar yang berniat mencabik-cabik kerukunam bangsa Indonesia.
"Di Sulut sendiri dan Tomohon pada umumnya terkenal dengan kerukunan antar rakyat walaupun saling berbeda terutama berbeda keyakinan. Bahkan sulut berada di tiga peringkat besar soal kerukunan antar rakyat dan antar umat beragama," katanya.
Menurutnya, saat ini antusiasme dan respons rakyat tentang pemahaman kembali Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sangat baik.
"Respons rakyat sangat baik. Banyak sekali permintaan untuk dilakukan sosialisasi oleh berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia. Ini sangat bagus," katanya.
Selain itu MPR berusaha melakukan revitalisasi Pancasila dan merefresh pemahaman Pancasila dan wawasan kebangsaan seperti dahulu semasa ada BP7. Ada suatu forum seperti BP7 untuk memantapkan kembali wawasan kebangsaan bangsa Indonesia.
Hadir dalam acara tersebut Walikota Tomohon Jimmy F Eman, Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan, Forkompimda Tomohon dan hadir juga sebagai nara sumber Ketua DPRD Tomohon Milky JL Wenur, anggota DPD RI dari Sulawesi Utara Marhany V Pua dan Stefanus BAN Liow serta sekitar 200 peserta sosialisasi dari Bamag Tomohon.