Zulkifli Hasan: Pancasila Antara Ada dan Tiada

mpr
Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Rep: Eko Supriyadi Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, mengingatkan bahwa Pancasila berada dalam ancaman kepunahan, terancam lumpuh. Banyak contoh yang membuktikan sila-sila Pancasila tidak lagi menjadi perilaku sehari-hari.

"Pancasila antara ada dan tiada," kata Zulkifli, dalam Pagelaran seni budaya dalam rangka sosialisasi Empat Pilar di Kota Bengkulu, Selasa (6/9).

Sejumlah contoh dikemukan Zulkifli untuk menguatkan pendapat tersebut. Misalnya, musyawarah mufakat bukan semakin menguat tapi malah terus melemah. Orang-orang lebih memilih saling menang-menangan. Lalu soal untuk kepentingkan pribadi dan golongan lebih menguat ketimbang untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kalau seseorang berperilaku Pancasila, menurut Zulkifli, maka setiap perbuatannya selalu disinari oleh cahaya Ilahi. Dia akan memanusiakan manusia lainnya. Kalau ada perbedaan tidak boleh main hakim sendiri, diselesaikan secara musyawarah.

"Juga kalau dia seorang gubernur atau kepala daerah tidak boleh main gusur, karena tidak Pancasilais. Jadi, begitulah sikap dan perilaku bangsa Indonesia seharusnya,'' ujarnya.

Wayang kulit yang diselenggarakan oleh MPR bekerja sama dengan Pemda Kota Bengkulu ini dibuka secara resmi oleh Zulkifli, ditandai penyerahan toloh wayang Broto Seno kepada Prof. Muhadjir sebagai dalang pembuka dan Ki Wiwin Nusantara, dalang asal Jawa Tengah sebagai dalang utama. Pagelaran ini mengambil lakon: 'Broto Seno Babat Alas'.

Ribuan penonton memenuhi halaman kantor Walikota Bengkulu, yang merupakan penggemar wayang kulit dari Kota Bengkulu dan sekitarnya. Selain itu, panitia penyelenggara menyediakan hadiah untuk penonton yang beruntung berupa tiga ekor kerbau, satu sepeda motor, dua buah televisi 32 inc, 50 lembar vocher belanja masing-masing Rp 100 ribu.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler