'Kalau Bukan karena Pancasila, Indonesia Sudah Pecah'
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Hanura MPR RI Sarifuddin Sudding mengatakan, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, dengan jumlah pulau mencapai lebih dari 11 ribu Suku bangsa di Indonesia mencapai lebih dari 700. Sedangkan, bahasa yang ada di Indonesia juga sangat banyak, mencapai lebih dari 600 bahasa.
Selain itu masyarakat Indonesia menganut enam agama yang berbeda. "Namun, saat ini sudah bukan zamannya lagi untuk membeda-bedakan suku, bangsa, bahasa dan agama," kata Suding, saat membuka Seminar Nasional di Jakarta, Selasa (20/9).
Karena, lanjut dia, hak dan kewajiban seluruh warga negara sama. Semua bisa menjadi kepala daerah, tanpa melihat suku, bangsa, bahasa dan agamanya.
Suding juga menambahkan, dengan luasnya wilayah Indonesia, potensi perpecahan pun menjadi semakin besar. Beruntung, Indonesia memiliki Pancasila, yang mampu menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan.
"Kita butuh waktu selama 9 jam menempuh sabang sampai merauke. Sementara Jakarta-Dubai bisa dicapai selama enam jam. Jika bukan karena Pancasila, mungkin Indonesia sudah terpecah belah sejak lama," ucap Suding.
Pancasila, menurutnya, menjadi sangat penting bagi pelajar, mahasiswa dan remaja pada umumnya. Karena, remaja melakukan pergaulan lintas bangsa dan budaya. Sehingga, mereka membutuhkan Pancasila sebagai penyeimbang.
Selain itu, remaja juga membutuhkan Pancasila karena merekalah yang akan menjadi pemimpin dimasa datang.
Seminar yang diselenggarakan Fraksi Hanura MPR RI bekerjasama dengan Pengurus Pusat Satuan Pelajar Mahasiswa Hanura (Sapma Hanura), itu mengangkat tema 'Memperkuat Karakter Pemuda Dengan Internalisasi Nilai Nilai Pancasila'.
Empat orang narasumber turut menyampaikan pemikirannya pada seminar tersebut. Mereka adalah, Dadang Rusdiana, Sekretaris Fraksi Hanura MPR, Capt. Djoni Rolindrawan, anggota Fraksi Partai Hanura MPR, staf khusus Presiden Dias Hendro priyono dan Andi Ashadi.