'Reformasi Sempat Buat Bangsa Indonesia Lupa akan Pancasila'

MPR
Pimpinan Fraksi Golkar MPR RI Mujib Rohmat saat membuka pagelaran wayang kulit dengan lakon 'Semar Mbangun Khayangan', di desa Nongkosawit, Gunungjati, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (24/9).
Rep: Eko Supriyadi Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pimpinan Fraksi Golkar MPR RI Mujib Rohmat mengatakan, Pasca reformasi, pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sempat luntur. Eforia kebebasan dan era reformasi membuat bangsa Indonesia lupa akan Pancasila.

"Bangsa Indonesia sempat lupa pada komitmen kebangsaannya. Hal tersebut berlangsung hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata Mujib, saat membuka pagelaran wayang kulit dengan lakon 'Semar Mbangun Khayangan', di desa Nongkosawit, Gunungjati, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (24/9) malam.

Mujib menambahkan, yang paling berbahaya adalah dampaknya kepada generasi muda. Generasi yang lahir pasca reformasi terancam tidak mengenal Pancasila.

Oleh karena itu, untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, sosialisasi Empat Pilar MPR RI dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya dengan metode pagelaran seni budaya wayang, yang dinilai satu upaya strategis untuk menyentak kembali ingatan dan pemahamam akan pancasila.

"Mengapa wayang, sebab wayang adalah khasanah budaya asli dan merakyat. Dalam kisah-kisah wayang itu terdapat hikmah tentang kejujuran, patriotisme dan hal-hal baik lainnya. Di tengah-tengah jalan cerita bisa diselipkan pesan-pesan Pancasila," ucap dia.

Diutarakan Mujib, jika metode semacam itu dilakukan terus menerus, maka akan terbentuk pemahaman yang utuh tentang Pancasila. Sebab, pemahaman yang utuh sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa.

"Tapi semua itu butuh kerjasama dan dukungan seluruh elemen masyarakat tanpa itu semua sia-sia," tegasnya.

Acara pagelaran wayang itu sendiri juga dihadiri anggota MPR Fraksi Demokrat Zulfikar Achmad, anggota MPR Fraksi PKS Hermanto, anggota MPR Fraksi PKB Fathan Subchi, perwakilan Walikota Semarang dan ratusan warga Nongkosawit dan desa-desa sekitar.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler