Pemerintah Didesak Cari Solusi Harga Kopra
Harga kopra berada di level rendah hingga Rp 3.500 per kg.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI dari Provinsi Maluku Utara Matheus Stefi Pasimanjeku mendorong Pemerintah mencari solusi untuk mengatasi jatuhnya harga kopra di Maluku Utara. Harga kopra di Maluku Utara saat ini sudah jatuh pada level yang sangat rendah hingga Rp 3.500 per kg.
"Dengan harga tersebut, biaya pengolahannya saja tidak terpenuhi," kata Matheus Stefi Pasimanjeku, Kamis (6/12).
Menurut dia, harga kopra di Maluku Utara yang semula harganya sekitar Rp 10.000 per kg, terus mengalami penurunan sejak enam bulan terakhir. Kini harganya sekitar Rp 3.500 per kg.
Stefi mendorong Pemerintah Pusat dapat mencari solusi untuk mengatasi jatuhnya harga kopra di Maluku Utara sehingga dapat menolong kelangsungan produksi para petani. Solusi tersebut, menurut dia, untuk jangka panjang yakni membangun pabrik pengolahan kopra menjadi minyak goreng dan produk olahan lainnya.
"Bisa juga membangun pabrik santan dalam kemasan," katanya.
Solusi dalam jangka pendek, kata dia, produksi kopra dari petani dapat ditampung oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) maupun koperasi untuk menaikkan harga jual kopra di pasaran yang jatuh. "Saat ini kopra dari petani dikumpulkan oleh pedagang pengumpul dan dijual ke Surabaya," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Stefi mengusulkan agar pimpinan DPD RI memfasilitasi rapat dengar pendapat (RDP) antara DPD RI dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, serta kelompok tani. "Melalui RDP tersebut diharapkan ada pembicaraan, diskusi, serta solusi bersama yang dihasilkan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku Utara, Asrul Gailea, di Ternate, Maluku Utara, Sabtu (24/11), mengatakan harga kopra di Maluku Utara mengalami fluktuasi dari Rp 3.400 per kg hingga Rp 4.100 per kg. Menurut Asrul, Pemerintah Provinsi Maluku Utara membentuk tim terpadu untuk memperjuangkan kenaikan harga kopra.