Pidato Presiden Jadi Acuan Pembangunan di Desa

MPR menggelar sidang tahunan untuk memfasilitasi laporan kinerja lembaga negara.

Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB berjalan seusai menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-74 Kemerdekaan RI dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Provinsi Bali I Made Sudana, mengapresiasi upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, menyelenggarakan Sidang Tahunan, mendengarkan pidato presiden tentang laporan kinerja lembaga-lembaga negara, Jumat (16/8). Menurut dia, acara tersebut memiliki makna yang sangat  penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali bagi para perangkat desa. 

Baca Juga


Sebab, pidato yang disampaikan Kepala Negara berisi tentang laporan capaian kinerja yang sudah dan akan dilaksanakan. “Kita mejadi tahu keberhasilan pembangunan apa saja yang sudah dicapai pemerintah. Dan rencana pembangunan apa lagi yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pada masa yang akan datang," kata I Made Sudana.

Kepala Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Provinsi Bali I Made Sudana

Sebagai kepala Desa, kata Made rencana pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah juga penting, untuk menjadi acuan perencanaan pembanguan tingkat desa. Seperti yang selama ini dia lakukan di Bali, pada periode tertentu bersama masyarakat adat setempat, Made mangaku melakukan rapat perencanaan pembangunan. 

Salah satu acuan yang dipakai adalah rencana pembangunan yang akan dilakukan pemerintah. Salah satunya yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR. 

Bagi aparat Desa, kata dia, rencana pembangunan pemerintah sangat penting untuk  sesuaikan dengan rencana pembangunan desa. Apalagi jika terkait masalah dana desa, dulu kami terima Rp 600 juta, kini menjadi Rp 1 miliar, efeknya sangat besar.

"Karena itu bagi aparat desa pidato presiden seperti yang dilakukan dihadapan anggota MPR, pasti kami dengar dan perhatikan," kata Made lagi. 

Pernyataan serupa disampaikan Siti Nurjanah guru di SLB BC Wiyata Dharma 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta. Bagi ibu tiga anak, ini mendengarkan pidato presiden secara langsung di gedung Senayan memiliki makna yang sangat besar. 

Siti Nurjanah guru di SLB BC Wiyata Dharma 3 Ngaglik Sleman Yogyakarta.

Ia bisa bertukar pengalaman dengan teman, keluarga dan saudara di daerah. Menurut dia, hal itu bisa menginspirasi teman-temannya untuk berusaha agar mendapat pengalaman serupa. 

“Ini sangat menyenangkan. Tidak semua orang mendapat kesempatan seperti ini. Kami akan ceritakan semua pengalaman ini kepada semua orang. Karena mereka juga ingin mendengarnya," kata Nurjanah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler