Wawasan Kebangsaan Jadi PR Bagi Generasi Muda

Generasi muda jangan sampai kehilangan nilai-nilai kebangsaan.

mpr
Dialog Wawasan Kebangsaan dalam rangka Dies Natalis Ke-56 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang dihadiri ratusan peserta civitas akademika, mahasiswa dan alumni Unsoed, di Aula Justitia 3 Fakultas Hukum Unsoed, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (20/9).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono mengungkapkan  generasi muda Indonesia mesti lebih memahami kembali nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan. Sebab, pasca reformasi bergulir ada gambaran kekhawatiran bangsa tentang ke-Indonesiaan.

Internalisasi pemahaman Pancasila dan wawasan kebangsaaan yang hilang. Saat sosialisasi empat pilar di kampus Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, Ma'ruf menjelaskan Eka Prasetya Pancakarsa yang dibentuk dengan TAP MPR No.II Tahun 1978 sudah tidak ada. BP7 dibubarkan dan seluruh perangkat yang terkait dengan TAP tersebut sudah tidak ada lagi sejak tahun 1999 sampai 2009.

Baca Juga



“Cukup lama vakum. Sehingga ada sesuatu yang terputus yakni metode menginternalkan Pancasila itu hilang, sehingga hampir sekian tahun generasi muda tidak mendapatkan pemahanan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan,” katanya.

Dia mengatakan hilangnya internalisasi Pancasila dan wawasan kebangsaan menjadi pertanyaan. Terutama di kalangan generasi muda. Padahal, lanjut Ma’ruf, pemahaman wawasan kebangsaan sangat penting. 

Wawasan kebangsaan adalah satu cara bangsa ini dan satu cara pandang bangsa ini untuk meraih cita-cita yakni Cita-cita kemerdekaan Indonesia yang tertuang dalam alinea ke empat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. 

“Sekali lagi, generasi muda mesti memahami betapa pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan,” ujar dia. 

Ma’ruf menekankan, sangat disayangkan apabila sebagai generasi muda kehilangan aspek kognisi atau pengetahuan dan pemahaman Pancasila serta wawasan kebangsaan, jka itu terjadi bagaimana generasi muda akan bergerak kepada aspek selanjutnya yakni aspek afeksi yakni sikap dan kesadaran, belum lagi dalam tataran implementasi di kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler