Pandemi, Omzet Pedagang Sate Kiloan Sentul Turun 50 Persen
Bamsoet lewat program Ngobras bertemu pedagang sate kiloan Sentul Bogor
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo seperti biasa menikmati akhir pekannya turun ke bawah untuk memotret kehidupan masyarakat dan merasakan urat nadi ekonomi rakyat di tengah-tengah tekanan pandemi covid-19. Bamsoet kali ini bercengkrama bersama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sentul, Bogor.
Dalam tayangan salah satu kontennya, UNDERCOVER di akun YouTube Bamsoet Channel, tampak Mantan Ketua DPR ini tampil santai sambil menyantap sate kambing dari Pedagang Sate Kiloan (PSK) yang sudah terkenal di kawasan Bogor, dirinya berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan, sehingga pandemi Covid-19 tidak sampai menganggu aktivitas perekonomian.
"Kita tak perlu mengorbankan sektor kesehatan untuk ekonomi, juga tak perlu mengorbankan sektor ekonomi untuk kesehatan. Keduanya sangat penting dan bisa diperjuangkan secara bersamaan. Kuncinya pada ketaatan menjalankan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan secara berkala," ujar Bamsoet di Sentul, Bogor, Ahad (14/9).
Ketua DPR RI ke-20 ini menceritakan pertemuannya dengan pengelola PSK Sentul, Zakir, perantau asal Kudus yang sudah 20 tahun berjualan, sejak masih bujangan. Awalnya yang membuka usaha PSK adalah kakaknya. Namun, karena kakak perempuannya memiliki tiga orang anak, jadi Zakir yang mengelola usaha PSK milik kakaknya tersebut.
"Usaha PSK Zakir ini murni milik keluarganya, bukan franchise. Namun kini sudah banyak sekali saingan yang menggunakan nama serupa. Ia tak terlalu mempermasalahkan, karena sama-sama mencari rezeki halal," cerita Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mengungkapkan, keunggulan PSK terletak pada kualitas dagingnya yang empuk, karena menggunakan kambing usia 8 bulanan. Akibat pandemi Covid-19, omset penjualan berkurang sekitar 50 persen, karena pelanggan takut keluar rumah.
"Biasanya sebelum pandemi Covid-19, dalam sehari ia bisa menghabiskan dua ekor kambing dengan omset mencapai Rp 2 jutaan. Kini hanya satu ekor. Sebelum pandemi Covid-19, per bulannya Zakir mendapat penghasilan dari kakaknya mencapai Rp 4 juta sampai 5 juta. Kini penghasilan yang ia dapatkan tergantung persentase penjualan," ungkap Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, ujian usaha PSK tak hanya pada saat pandemi Covid-19 saja. Dahulu Zakir juga pernah diuji akibat hebohnya penyakit anthrax, menyebabkan konsumen takut makan daging kambing.
"Pasang surut usaha sudah dilalui Zakir, maupun pengusaha UMKM lainnya. Kita berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga aktifitas kembali normal. Masyarakat bisa tenang mencari nafkah, tak ada ancaman apapun yang ditakutkan. Sambil menunggu vaksinasi, masyarakat harus bersabar menjalankan protokol kesehatan. Hanya ketaatan itulah yang bisa menyelamatkan kita semua," pungkas Bamsoet.