Gus Jazil: Masyarakat Harus Bijaksana Memilih Saat Pilkada

Jika tidak akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.

MPR
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara, Selasa (3/11) .
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan rakyat harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih dalam Pilkada Serentak. Jika rakyat tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan maka akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.

“Kalau rakyat tidak pintar, tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan, maka ketika memilih pasti memilih pemimpin yang tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan. Kalau rakyatnya suka dengan money politics, maka pemimpinnya pasti melakukan money politics,” kata Jazilul Fawaid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara, Selasa (3/11) lalu. Sosialisasi ini berlangsung di ruang terbuka, di Sunset Springs Beach Retreat, Jl. Raya Bayan, Desa Ganggelang, Lombok Utara.

Menurut Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, demokrasi yang ada saat ini mulai bergeser dari nilai-nilai sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. “Sekarang ini tidak ada lagi hikmat, tidak ada lagi kebijaksanaan. Money politics bukan hanya rakyatnya saja, tetapi calon pemimpin juga memberikan iming-iming,” katanya.

Gus Jazil mengungkapkan  pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai sila keempat Pancasila memang agak sulit. Salah satu perwujudan sila keempat adalah Pilkada Serentak padsa 9 Desember 2020. Rakyat memiliki kedaulatan untuk menentukan dan memilih pemimpin.  

“Demokrasi adalah cara untuk menentukan pemimpin agar memiliki legitimasi melalui pemilihan. Padahal persoalannya bukan soal legitimasinya, tetapi apakah pemimpin itu mampu membangun dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Pemimpin seperti itulah yang dipilih rakyat yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan,” jelasnya.

Menurut Gus Jazil, demokrasi kita saat ini dirusak dengan money potlicis, seperti amplop. “Rakyat yang memiliki kedaulatan seharusnya punya hikmat dan kebijaksanaan. Inilah yang mulai dirasakan hilang,” ujarnya.

Dalam sosialisasi Empat Pilar itu, Gus Jazil menyebutkan bahwa para pendiri bangsa telah mempersiapkan kemerdekaan dan dasar negara. “Para pendiri bangsa duduk  bersama mencari apa yang menjadi landasan atau dasar negara. Para pendahulu memberikan modal yang luar biasa, yaitu Pancasila. Dari sekian banyak nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Indonesia diperas hanya menjadi lima nilai,” katanya.

Karena itu MPR mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan tiga pilar lainnya yaitu UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Empat Pilar MPR adalah komitmen kita sebagai warga negara bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari beragam suku dan adat, budaya dan agama. Keragaman itu harus diikat dalam bingkai persatuan. Kalau ada Empat Pilar, Indonesia akan kuat,” tegas politisi PKB ini.


Untuk itu Gus Jazil meminta kepada masyarakat Lombok Utara untuk menghidupkan, mempraktikan, dan menjalankan nilai-nilai Empat Pilar. “Agar Indonesia tetap utuh dan lestari. Lombok Utara merupakan bagian dari NKRI,” ucapnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler