Dukung APBN 2023, Kinerja Bea Cukai Terjaga

Bea Cukai dukung APBN 2023 dengan kontribusi melalui penerimaan kepabeanan dan cukai.

Dok. Bea Cukai
Dalam mendukung kinerja APBN hingga Maret 2023 sektor kepabeanan dan cukai turut berkontribusi melalui penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai yang mencapai 72,24 triliun rupiah atau 23,83 persen dari total target yang diberikan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga bulan Maret 2023 masih terjaga dengan baik. Meskipun kondisi ekonomi global saat ini tidak menentu, namun prospek ekonomi domestik masih dinilai kuat dengan terjaganya indikator inflasi, peningkatan kunjungan wisata, dan kinerja manufaktur yang ekspansif.

Baca Juga


Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana mengatakan bahwa kinerja APBN hingga Maret 2023 menunjukkan hasil yang positif, dengan anggaran pendapatan dan anggaran belanja negara masing-masing mencapai nilai 647,2 triliun rupiah dan 518,7 triliun rupiah atau tumbuh 29,09 persen (yoy) dan 5,7 persen (yoy).

“Kinerja APBN yang baik terus diupayakan oleh pemerintah guna memberikan manfaat langsung terhadap masyarakat melalui alokasi di bidang belanja prioritas dan perlindungan sosial, serta pembangunan infrastruktur/non-infrastruktur untuk kelancaran mudik Idul Fitri tahun 2023,” ujar Hatta, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).

Sementara itu, dalam mendukung kinerja APBN hingga Maret 2023 sektor kepabeanan dan cukai turut berkontribusi melalui penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai yang mencapai 72,24 triliun rupiah atau 23,83 persen dari total target yang diberikan. Hatta mengatakan bahwa kondisi ini menunjukan kinerja Bea Cukai yang terjaga, meskipun terdapat penurunan sebesar 8,93 persen dibandingkan tahun lalu.

“Bea masuk tumbuh 8,84 persen (yoy), namun terjadi penurunan penerimaan di sektor cukai dan bea keluar. Penurunan penerimaan cukai dipengaruhi oleh turunnya pemesanan pita cukai dan jumlah produksi rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) golongan 1. Sementara penurunan penerimaan bea keluar dipengaruhi oleh turunnya harga beberapa komoditas ekspor, seperti produk sawit, konsentrat tembaga, dan bauksit,” ujar Hatta. 

Selain sektor penerimaan, Bea Cukai turut menjaga stabilitas kondisi ekonomi nasional melalui fungsi pengawasan dan asistensi industri. Dalam fungsi pengawasan, hingga Maret 2023 Bea Cukai telah melakukan sebanyak 9.778 penindakan dengan perkiraan nilai barang hasil penindakan (BHP) mencapai 3,37 triliun rupiah. Sementara dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi industri dalam negeri, Bea Cukai juga melakukan pendampingan, asistensi, serta pemberian fasilitas kepada para pelaku usaha.

“Konsumsi domestik yang kuat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I tahun 2023 dinilai stabil dan sejalan dengan proyeksi awal. Tetapi kewaspadaan dan mitigasi harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian kondisi selama tahun 2023. Pemerintah sebagai pengelola APBN juga mengapresiasi segala kontribusi masyarakat selama ini dan mengajak untuk mempertahankan momentum tranformasi ekonomi agar semakin baik ke depannya,” pungkas Hatta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler