REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia berpeluang besar menjadi negara yang bisa mengembangkan inovasi digital dunia.
"Peluang itu ada, yang pasti harus lebih banyak teknopreneur atau entrepreneur yang punya basis di bidang teknologi," katanya, Rabu (4/2).
Karena, ujar dia, teknopreneur yang akan mendorong digital menjadi bisnis. Kemudian jika sudah ada pengusaha maka tahapan selanjutnya mereka harus bisa bertahan dengan menggunakan konsep penelitian dan pengembangan.
Setelah itu, para pengusaha juga harus memiliki penelitian dan pengembangan yang kuat. Hal tersebut tentunya wajib didukung sumber daya manusia yang memadai pula agar bisa bersaing.
"Ini tujuannya agar bisa bersaing sesama perusahaan dari negara lain," ujar dia.
Kesimpulannya adalah untuk mencapai peluang Indonesia maju di sektor digital tadi, maka fokus yang harus dikejar ialah penguatan "Talent Pool" atau sekelompok orang bertalenta di bidang teknologi informasi.
"Fokus kedua adalah mendorong lebih banyak lagi pengusaha di Tanah Air. Kombinasi kedua ini lah yang dibutuhkan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Kabinet Indonesia Kerja tersebut.
Menurutnya, permasalahan sumber daya manusia merupakan faktor besar yang hingga kini masih menghalangi Indonesia menjadi pemain besar dalam bidang riset dan inovasi itu sendiri. Oleh sebab itu, dari sekarang Indonesia harus mulai mengukur sumber daya manusia terutama hal yang masih krusial termasuk kalangan milenial agar mereka nantinya bisa menjadi yang terdepan untuk mendorong riset dan inovasi di Tanah Air.
Meskipun demikian, Bambang mengaku untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang riset bukanlah perkara mudah. Karena tentunya jenjang pendidikan, kualitas pendidikan yang harus diikuti bukan sembarangan.