Selasa 10 Mar 2020 19:20 WIB

Kiat Terhindar Penipuan Berkedok Donasi

Pesatnya kegiatan donasi tidak luput dari risiko penyalahgunaan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Satya Festyiani
Pengunjung mencoba berzakat menggunakan teknologi QRIS di Jakarta, Senin (9/3). Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Nobu Bank dalam memberikan layanan kemudahan kepada masyarakat Indonesia dalam menyalurkan donasi zakat, infak dan wakaf melalui fitur yang dimiliki Nobu Bank. Salah satunya ketersediaan 1.500 QRIS yang disebar ke mitra rekanan dan tempat strategis lainnya untuk dijadikan metode pembayaran zakat, infak dan wakaf ke Dompet Dhuafa.(Republika/Putra M Akbar)
Foto: Republika/Putra M Akbar
Pengunjung mencoba berzakat menggunakan teknologi QRIS di Jakarta, Senin (9/3). Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Nobu Bank dalam memberikan layanan kemudahan kepada masyarakat Indonesia dalam menyalurkan donasi zakat, infak dan wakaf melalui fitur yang dimiliki Nobu Bank. Salah satunya ketersediaan 1.500 QRIS yang disebar ke mitra rekanan dan tempat strategis lainnya untuk dijadikan metode pembayaran zakat, infak dan wakaf ke Dompet Dhuafa.(Republika/Putra M Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, Tak sedikit oknum yang menjadikan bencana juga kemiskinan sebagai modus untuk memperkaya diri sendiri. Dengan dalih menggalang donasi bagi mereka para korban bencana, dana bantuan sosial tersebut malah disalahgunakan. Di era digital, platform penggalangan donasi secara online juga kian pesat. Namun, pesatnya kegiatan donasi dan galang dana secara online juga tidak luput dari risiko penyalahgunaan. Untuk itu, masyarakat perlu berhati-hati sebelum menyalurkan donasi.

Perencana Keuangan Ahmad Gozali mengemukakan beberapa tips guna meminimalisir risiko penyalahgunaan donasi. Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni kredibilitas penyelenggara penggalangan dana tersebut. Caranya bisa dilakukan dengan melacak website, portofilo atau transparansi penyaluran bencananya, serta membaca ulasan di google maupun bertanya secara langsung kepada kerabat, teman dan lainnya.

Baca Juga

 "Memeriksa kredibilitas penyelengara penggalangan dana itu sangat amat penting. Agar tidak merasa tertipu dengan donasi yang tidak tepat sasaran atau disalahgunakan," kata Ahmad.

Langkah kedua yang perlu diperhatikan, yaitu mengecek sendiri bagaimana kondisi riil di lapangan. Umumnya jika kasus bencana, kita akan lebih mudah mengetahui informasinya dari media massa atau media sosial. Namun jika itu adalah penyaluran dana sosial untuk pembangunan sekolah, masjid, dan lainnya, tidak ada salahnya untuk mengecek ulang ke lapangan.

Menurut Ahmad, informasi tentang penerima donasi, alamat penerima, dan kondisi riil lainnya penting untuk dicek ulang untuk menghindari risiko penyalahgunaan dana bantuan.

 "Terkadang hal-hal kecil bisa menjadi indikasi adanya ketidakjujuran, seperti cek keaslian foto, apakah foto pernah diunggah sebelumnya untuk hal lain. Apakah betul nama desa/kecamatan itu ada, dan lainnya," jelas Ahmad.

Kendati demikian, kata Ahmad, terlepas dari niat jahat seseorang, perbuatan baik kita akan tetap mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Karena itu penting untuk mendasari setiap pemberian donasi dengan niat karena Allah SWT. 

Seorang karyawan Pos Indonesia, Elsanasanti Saptarina mengaku sering didatangi orang tak dikenal yang meminta sumbangan. Jika orang tersebut tidak bisa memberikan informasi yang tepat, Elsa tak jarang menolak dan tidak memberikan sumbangan kepada orang tersebut. Terlebih selama ini banyak sekali oknum tak bertanggungjawab yang menipu dengan dalih meminta sumbangan. 

“Karena banyak penyalahgunaan juga sih, di sisi lain kasian tapi di sisi lain juga takut ketipu. Karena kalau kita ngebiarin juga takutnya malah dijadiin celah untuk kejahatan,” kata Elsa.

Karena itulah, Elsa lebih memilih untuk menyalurkan donasi atau zakat secara daring atau langsung kepada lembaga filantropi terpercaya. Selain itu, dia juga sering menyalurkan dana sosial secara langsung pada yayasan sosial yang berada di sekitar tempat tinggal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement